[SHARE] My Untold Stories

Part 1

https://ibb.co/HpQ3vt5

Hai! Perkenalkan, sebut saja namaku Shafira Putri, biasa dipanggil Fira. Aku berprofesi seorang dokter, umurku tahun ini sudah 25, huft, sebuah angka yang tidak muda lagi, terutama bagi pandangan masyarakat Indonesia. Tuntutan menikahku banyaak sekali terutama dari kedua orang tuaku yang memang berbasis ajaran Islam yang sangat kuat. Namun hati ini berkata lain, aku masih ingin berpetualang, merasakan berbagai macam ketegangan dan kenikmatan yang ada di dunia ini hihihi. Petualangan seperti apakah itu? Mari simak cerita ini dengan baik. Ini adalah sebuah cerita berdasarkan pengalaman pribadiku, yang berawal ketika aku berusia 19 tahun,

Juli 2014, Aku terbangun dari tidur lelapku malam tadi, disambut dengan udara dingin pagi hari di sebuah rumah di sebuah daerah dataran tinggi di Bandung. Seperti biasa, kuawali pagi itu dengan mengambil air wudhu dan melaksanakan solat subuh. Suasana rumah hari ini tampak sepi, kuyakin papaku sedang ke masjid dan mamaku sedang menyiapkan sarapan usai solat subuh. Kakakku yang kini bekerja di Ibu Kota dan adikku yang masih menjalankan pendidikannya di pesantren membuat suasana rumah yang terbilang cukup besar ini menjadi semakin sepi. Usai melepas berdoa dan melepas mukena, seperti biasa kulihat cermin besar pada dikamarku, yang menampakan seorang gadis manis nan cantik keturunan asli sunda yang menawan. Dengan hidungku yang sedikit mancung dan pipi yang sedikit chubby, membuatku terlihat seperti seseorang dengan keturunan arab. Melihat pantulan diriku sendiri di cermin selalu membuatku bangga akan diri sendiri, dengan kuliat yang bersih, bewarna langsat namun masih cukup putih, tinggi 163CM dan berat 52Kg. kearahkan tubuhku kesamping, menampakan sebongkah pantat terbalut cd putih yang sangat heboh untuk wanita seusiaku saat itu, dengan lekukan yang amat jelas membuatku merasa cocok untuk menjadi model, mungkin seorang model hijab yang binal hihihi. Kusingkap bajuku tanpa bra hingga menampakan dua gundukan imut berukuran 34a yang terbilang mungil disbanding dengan kebanggaanku dibawah sana.

“huft udah satu taun ngelakuin ritual ini, kok masih kecil aja sih?”

Pikirku sambal menuangkan minyak kemiri pada tangan kiri, dan mulai memijat halus kedua payudaraku dengan aliran memutar searah jarum jam. Ini adalah ritual bangun pagi dan tidurku yang sudah kulakukan sejak masa akhir di SMA. Terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, aku dianggap sebagai seorang anak yang sudah cukup dewasa sehingga jarang ada yang masuk ke kamarku, bahkan kedua orang tuaku. Merasa tidak puas dengan ukuran payudaraku membuatku mencari tahu banyak hal mengenai cara memperbesar payudara, dan menemukan apa yang biasa kusebut dengan istilah “ritual” ini, sebuah gerakan memijat halus payudara selama 20-30 menit.

“mmhh sshh”

Seperti biasa, kegiatan ini membuat kenikmatan menjalar di seluruh tubuhku, pinjatan yang kulakukan malah menjadi sebuah rangsangan erotis pada diriku sendiri, ditambah dengan posisi ranjangku yang menempel ke tembok dan berada tepat disebelah jendela menuju jalanan depan rumah membuatku tampak sangat seksi melakukan ritual ini. Minyak kemiri yang kugunakan membuat payudaraku menjadi mengkilap dan menambah gairah sensual bagi siapapun yang melihatnya. Melihat aktivitas lalu lalang orang pagi hari membuatku semakin terangsang, malu tercampur penasaran menyelimuti pikiranku.

“mmhh gimana ya kalua orang orang itu sebenernya bias liat Fira ngelakuin ritual ini? Kalua ternyata ada yang ngerekam gimana yah? uuhh sshh”

Tanpa sadar aku sudah menggesek cepat memekku yang masih terbalut cd putih yang sudah banjir akan cairan kewanitaanku

“aahh Fira jangan ih! Beresin dulu ritualnya baru masturbasi hihihi”

20 menit sudah berlalu, aku bergegas melepas cd dan mengangkang lebar didepan cermin tepat disamping jendela, tanpa basi basi kogesek cepat memekku dengan dua jari seraya tangan lain memainkan clitorisku. Lalu terbesitlah ide yang selama ini belum pernah dilakukan

“hmm kalau memeknya diarahin ke jendela, kayaknya lebih seru” pikirku

Langsung saja kukangkangi jendela di sebelah kiriku, dengan kedua kaki berada di kedua sisi jendela tersebut. Pikiran bahwa semua orang sedang asyik menonton seorang wanita yang dikenal cukup alim ini sedang memuaskan dirinya sendiri memberikan rangsangan lain pada diriku.

“aahh uuhh ayo semua tonton memek Fira lagi digesek gesek uuhh sshh aahh” tak sampai semenit aku langsung menjemput orgasme ku pagi ini

Terkulai lemas diranjang, aku merasakan sensasi yang jauh berbeda dibanding masturbasi yang biasa kulakukan, khayalanku bugil dan bermasturbasi disaksikan banyak orang dari jendela membuatku merasakan kenikmatan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Sambal searching di internet mengenai apa yang baru saja kulakukan. Barulah hari itu aku tahu, dan berfikir apakah aku….seorang…. ekshibisionis?



Bersambung
 
Last edited:
Part 2

https://ibb.co/72w78fb

Kurapikan jilbab coklatku, membuat simpul di leher dengan sisa jilbab yang terjuntai seraya menatap cermin kamarku, menampakan wajah cantikku yang telah berpakaian lengkap. Pagi itu aku memutuskan mengenakan kemeja putih lengan panjang yang menerawang, menimbulkan sedikit bayangan bra kebanggaanku berwarna pink terang, diikuti rok berbahan kain model span sedikit ketat yang menonjolkan sedikit bongkahan pantatku yang terlampau besar untuk ditutup secara sempurna. Sebelum pergi, aku memutuskan untuk mengenakan luaran cardigan hitam dan mengenakan legging tipis berwarna hitam membalut CD putihku yang kupakai hari itu, lengkap dengan sentuhan makeup tipis di wajahku menampakan gambaran seorang remaja bergaya jilbab modis jaman sekarang. Aku berusaha menghindari komentar orang tuaku yang akan selalu mengomeli cara berpakaianku, terutama saat menggunakan pakaian ketat atau berbahan tipis hingga menerawang. terlahir pada keluarga yang sangat patuh pada ajaran agama membuatku sulit berekspresi dan menunjukan sisi eksibisionisku. Namun pagi ini, aku memutuskan untuk menunjukan sisi lain dari diriku, toh rasanya tidak banyak alumnus SMA-ku yang diterima di jurusan kedokteran ini, jadi tidak ada lagi yang mengenalku sebagai Fira yang alim, dan solehah, hihihi.



Hari itu adalah hari daftar ulang untuk mahasiswa baru, dijadwalkan dalam 4 hari yang berbeda untuk mencegah kerumunan mahasiswa yang tidak terkendali. Lokasi rumahku yang terbilang memasuki daerah kabupaten Bandung, membuatku sulit untuk pulang pergi kampus-rumah. Aku menawarkan kedua orangtuaku untuk mencari kamar kos, namun mereka dengan tegas menolak dan memberi izin untuk menggunakan Toyota camry kesayangan papaku. Huft meskipun cukup senang untuk dapat mengendarai mobil pribadi, namun aku ingin mencoba untuk tinggal terpisah dari orang tuaku, sambal mencoba berpetualang mengeksplor lebih sisi eksibisionisku hihihi. Untungnya fakultas kedokteran di kampusku mewajibkan mahasiswanya untuk tinggal di asrama selama 1 tahun masa kuliah pertama, dan hal itu tidak dapat ditolak oleh orang tuaku.



Usai berpamitan dengan kedua orang tuaku, kunyalakan mobil camry berwarna hitam metallic itu, segera aku lepaskan cardigan yang membungkus kemejaku ini hinggan menimbulkan bayangan bra yang tersembunyi didalamnya. Tidak lupa kulepas pula legging yang kugunakan dibalik rok ku hingga bila aku sedikit menungging, akan jelas terlihat garis cd ku dan bongkahan pantatku yang indah. Uuuhh hanya dengan berpakaian seperti ini dan membayangkan pandangan pandangan yang akan kudapatkan di kampus nanti saja sudah membuatku horny setengah mati.

“Aahh ingin kugaruk rasanya memek ini huh kok malah jadi horny siihh, tahaan Fira ayo tahaann binal banget sih aku hihihi” seperti yang sudah kuputuskan tadi, aku bertekad untuk menunjukan sisi nakalku ini pada teman teman baruku yang akan kutemui nanti hihihi

Sesampaikan di kampus, aku segera menuju lokasi daftar ulang, pembagian hari dan waktu bagi tiap mahasiswa membuat kondisi di tempat menjadi tidak terlalu ramai. Setelah selesai memberikan berkas berkas yang dibutuhkan, aku diarahkan untuk mengukur dan mengambil jas almamaterku. Panitia yang menyelenggarakan daftar ulang ini terdiri dari staff kampus dan kakak kelas yang aktif di BEM dan menjadi bagian dari panitia.

“Fira Shafira!” kudengar panggilan namaku menandakan giliranku untuk mengukur jas

“siang kak, ukuran paling kecil ada apa ya kak?” tanyaku

“ehh iya siang, Fira dari fakultas kedokteran kan? Kalua paling kecil ada ukuran S ini dicoba aja”

Ujarnya sambil memberikan jas nya padaku

“kak, Fira ikut ngaca ya sebentar” kataku seraya berjalan menuju cermin yang tepat ada disebelah kursinya. Kuputar tubuhku ke kiri dan kekanan, tidak lupa untuk sedikit menungging kearah seniorku dan kulihat memang bongkahan pantatku tergambar jelas berikut dengan garis CD yang ikut terpampang. Kuintip pandangan seniorku yang tidak lepas dari kedua bongkahan pantat semokku ini dengan mata terbelalak. Uuh senang rasanya dipandangi seperti itu hihihi malah membuatku kembali horny siang itu.

“kak, Fira ambil yang S aja ya, pas nih ukurannya” sambil perlahan melepas jas dan membusungkan dada untuk membuat bra pink yang kukenakan semakin tercetak jelas dibalik kemejaku.

“kak? Halo?” lanjutku yang membuyarkan pandangan dan lamunannya dari dadaku ini.

“ehh iya oke Fira Shafira jasnya ukuran S ya, ini silahkan diambil” Hihihi senang rasanya dipandangi dengan tatapan yang seolah berusaha untuk menelanjangiku



Waktu menunjukan pukul 2 siang, aku memutuskan untuk melihat asrama yang akan kutinggali terlebih dahulu. Asrama ini terletak di pojok kampus dan berbatasan langsung dengan tebing. Ada total 4 asrama yang disebut Bale 1 sampai Bale 4. Kumasuki kawasan asrama tersebut dan menuju tempat parkir yang berada di belakang Bale 2. Parkiran mobil ini berupa basement namun terletak outdoor, segera ku parkirkan Camry-ku di tempat paling pojok, berbatasan dengan tambok sehingga bila nanti aku akan melancarkan aksiku akan terasa aman hihihi.



Kuberjalan memutari parkiran menuju pelataran depan, satu-satunya akses memasuki Bale dengan berjalan kaki, dimana semua orang akan berjalan melalui jalan tersebut jika ingin ke Bale manapun baik 1 maupun 4.



“Fira!” kutengok asal suara tersebut, tampak seorang cowo seusiaku berjalan menghampiri

“kamu Fira kan? Wah ganyangka nih masuk FK juga ternyata” ucapnya

“kyaa Zaky? Iihh kamu masuk FK jugaa yaa? Huhu untung deh ada temen” balasku

Dia adalah Zaky, seorang aktivis masa SMA ku dulu, selain menjadi ketua ekskul futsal, dia juga aktif di OSIS. Zaky berperawakan tinggi dan atletis, dengan tinggi 182cm, kulit sawo matang dan penampilan yang selalu terlihat rapi. Dia tidak terbilang ganteng, namun cukup manis dan ramah sehingga menjadi cowok idaman di masa sekolah dulu.

Kami berbincang-bincang sesaat mengenai kenangan SMA dulu, selama berbincang denganku dia seringkali melirik kearah dadaku yang memperlihatkan bra pink ku yang menerawang. Meskipun aku tidak terbilang terkenal di sekolah, namun orang mengenalku sebagai Fira yang alim, tidak pernah berjilbab modis dan selalu berpakaian sopan, penampilanku hari ini tentu membuatnya canggung dan sedikit tersipu.

Melihat tingkahnya yang canggung dan kalimatnya yang terbata bata, membuatku sering menggodanya lebih jauh lagi, sering aku berpura pura membenarkan kemejaku dengan menarik bagian punggung sehingga cetakan bra semakin jelas di dadaku, membuat lirikan nakalnya semakin tidak terkontrol hihihi. Puas menggodanya ditambah dengan memek yang semakin becek dengan cairan cintaku sendiri, akupun meninggalkan Zaky untuk melihat keadaan di Bale 2.

Bale 1 khusus untuk cowok, sedangnya semua cewek akan ditempatkan di Bale 2-4. Usai berbincang dengan pengurus bale tersebut, yang dikenal dengan nama Ibu Rini, aku diperbolehkan untuk melihat lihat seisi Bale dan memilih kamar yang dirasa cocok untuk ditinggali nanti.

Aku mencoba mencari kamar yang jendelanya mengarah ke pelataran depan tempat orang berlalu lalang, dan sebisa mungkin ada di lantai 2 agar semakin mudah “tidak sengaja” terlihat orang orang bila aku melancarkan aksiku nanti hihihi uuhh belum mulai kuliah saja pikiran nakalku sudah sulit dikontrol.

Tibalah aku dikamar yang kumaksud tadi, segera masuk dan kukunci dari dalam agar beberapa calon temanku nanti tidak mencoba masuk ke kamar ini, karena selain aku, ada beberapa cewek lain yang juga sedang melihat lihat kamar di Bale 2 ini.

Seluruh kamar terdiri dari 2 kasur, 2 meja dan 1 kamar mandi, dan sesuai dugaanku, jendela kamar tersebut dapat melihat jelas seluruh pelataran depan. Hanya bagian perut hingga kepala yang terlihat bila aku berdiri dekat dengan jedela itu, menyembunyikan aktivitas apapun yang kulakukan terhadap memekku

“sempurna!” pikirku

Segera kubuka resleting belakang rok-ku, kubiarkan terjatuh ke lantai dan kupelorotkan cd ku hingga mata kaki, kubuka lebar memekku yang sudah banjir menahan rasa sange seharian ini. Segera kuusap lembut klitorisku dan kutekan tekan.

“mmmhhh sshhhh” tanpa ragu aku mendesah dan berusaha melepas penat melepaskan kesangean ini. Kutengok kearah kanan dan ada cermin besar yang menunjukan seorang cewek cantik setengah telanjamg tengah mengorek ngorek vagina indahnya.

“hhmmm makin sempurna nih tempatnya, aku bisa pura pura ngaca atau ganti baju sambil mempertontonkan tubuhku dan gaakan ada yang ngerasa aneh hihihi” pikirku sambil semakin cepat memainkan clitorisku

“Fira!” saut seseorang dari luar jendela menghentikanku tepat di detik detik orgasmeku. Kulihat kebawah dan itu adalah Zaky!! Kubuka jendela selebar mungkin, dan kucondongkan badanku keluar untuk dapat mengobrol dengan zaky, sambil satu tanganku tetap asik memainkan memekku yang sudah sangat gatal ini

Zaky tidak henti hentinya mengajakku mengobrol dari luar, membuat pikiranku kacau.

“mmmhhh yaahhh” desahan desahan kecil terus kukeluarkan ditengah obrolan kami, membuat raut bingung terlihat jelas di muka Zaky. Bermasturbasi dengan kondisi setengah telanjan dan berbincang dengan cowok yang kukenal membuat gairahku memuncak. Semakin cepat aku gesek gesek memekku dengan tanganku yang sudah sedari tadi dibanjiri cairan kewanitaanku. Dan tepat sebelum aku akan mencapai orgasmeku…

“toktoktok, permisii!” kudengar seseorang mengetuk pintu dari luar

“ah shit! Kenapaa sih” pikirku dengan jengkel, segera kutinggalkan Zaky dan kukenakan lengkap pakaianku. Kubuka pintu dan itu adalah Bu Rini, ia mengatakan bahwa Bale akan segera tutup dan aku diminta untuk pulang.

Dengan pikiran kacau dan jengkel aku segera pergi menuju mobilku, CD ku yang sudah sangat basah dengan cairan kewanitaanku, ditambah paha yang sudah sangat lengket karena tetesan tetesan cairan itu membuatku sangat tidak nyaman saat berjalan, ditambah dengan semua kesangean ini dan dua kali gagal orgasme membuatku tidak dapat berpikir jernih.

Sesampainya di mobil, kulihat tidak ada mobil lain yang parkir saat itu, segera kukunci mobilku, kunyalakan mobilku dan memutar radio favoritku. Kubuka perlahan seluruh kancing kemejaku hingga terbuka seluruhnya, kulepas Bra pink-ku dan kulempar jauh jauh ke jok belakang. Kumundurkan jok mobilku dan kusingkap rokku sebatas perut dan kulepas CD ku yang juga kulempar ke belakang hingga kini seluruh tubuh bagian bawahku dan tubuh atas bagian depanku tidak terhalang selembar kain pun.

Kupejamkan mata, dan mulai kuremas pelan kedua nenen ku, kubuka pahaku hingga mengangkang lebar dan mulai kugesek cepat klitorisku, memutar mutarnya, dan kadang menggosok kuat seluruh bagian memeku.

“aahh yeesss mmhhhh sshhhhh” desahan demi desahan terdengar memenuhi mobilku

“toktoktok”

Aku terkejut, ketukan pada jendela mobil mebuatku segera tersadar kembali pada kenyataan, dan kulihat itu adalah…. ZAKY!!! Aku panik, kubuka sedikit jendela mobilku yang berkaca film tebal hingga memang tidak terlihat dari luar, dan hanya kutampakan wajahku yang masih lengkap dengan jilbab. Kulihat Zaky sedang berbincang dengan seseorang di telfon.

Selagi Zaky belum melihat kearahku, kucoba mengancingkan kemejaku perlahan.

“Fira sori nih, rumahmu di daerah Sariwangi kan? Aku nebeng dikit dong sampe tengah jalan, aku ditinggal temenku nih” ucapnya.

“eehh iiiyaa iyaa boleehh kokk hhmm” ucakpku panik.

Seraya Zaky bejalan memutar menuju kursi penumpang, kulihat dia masih asik mengobrol di telfonnya, segera aku mencoba membenarkan rokku. Ditengah kepanikan ini, aku tidak bisa merapikan rokku dengan benar karena tersangkut bokongku sehingga aku hanya mencoba menurnkan rok dan menutupi sampai ke lututku. Kemeja pun baru selesai aku kancingkan bagian perut dan dua kancing atas masih terbuka lebar, sehingga nenenku masih dapat terlihat jelas bila Zaky memperhatikan.

Pintu penumpang sudah terbuka, aku panik, mukaku pucat, masih kucoba merapikan pakaianku namun tetap tidak bisa. Anehnya, ada gairah lain yang memenuhi pikiranku yang menginginkan Zaky melihat seluruh aksiku dan membiarkanku mencapai orgasmeku sambil asik menontonnya.

Zaky tidak kunjung naik ke mobilku, lalu kulihat dia menutup pintu dan berjalan menjauh sambil tetap berbincang di telfon dan melambaikan tangan padaku. Kulihat Zaky semakin jauh hingga tidak lagi dapat kulihat.

Segera kubuka kembali seluruh kancing kemejaku, ku kangkangkan lebar lebah pahaku, dengan cepat aku gesek seluruh memekku sambil meremas nenenku. Pikiranku campur aduk, antara panic, takut, sange namun kecewa karena Zaky tidak jadi melihatku dalam keadaan ini.

“mmmmhhh aahhh Zakyyy yeesss uuuhhhh akuuu sampeeeee!” teriakku menyambut orgasme ternikmat yang pernah aku rasakan selama ini. Sungguh pengalaman baru bagitu, mencapat orgasme ditengah rasa takut orang orang mengetahui aksi yang kulakukan membuat sensasi kenikmatan yang berlipat ganda.

Kulihat HP ku menunjukan pukul 6 sore, Zaky mengirim pesan bahwa temannya masih ada disekitaran kampus sehingga batal menumpang, pikiranku kacau. Kurapikan pakaianku, dan segera pulang. Selama perjalanan aku terus berpikir

Apakah… Zaky tahu…?
 
Last edited:
Part 3

Sudah 6 bulan lamanya aku tinggal di asrama ini. kesibukan di kampus membuatku sulit untuk menikmati rutinitas pamer tubuh dan masturbasi didepan jendela kamar karena minimnya orang yang lewat menurunkan sensasi rasanya "ditonton" oleh orang orang.
hampir semua mahasiswa di kampusku sibuk mengikuti kegiatannya masing masing, baik didalam maupun diluar kampus, akupun termasuk diantaranya.

sore itu rekrutmen anggota baru unit-unit kegiatan kampus dibuka, aku dan sahabat baikku, chacha memilih untuk mengikuti unit sanggar seni sunda.

"hmm pake baju apa yah?" pikirku dalam hari seraya memilih pakaian yang cocok untuk digunakan di hari pertama kegiatan.

pilihanku akhirnya tertuju pada sepasang manset dan legging hitam ketat, disertai jilbab motif bergaya modis.
aku yang sudah terbiasa tidak menggunakan bra saat beraktivitas hari ini memilih untuk sedikit lebih "sopan" sebagai junior di hari pertama kegiatan tersebut.

lokasi sanggar masih berada di dalam kampus, tersedia sebuah lahan besar yang berisi beberapa bangunan dari unit kegiatan lain yang biasa dikenal dengan istilah sekre.
sekre unitku terletak cukup jauh dan berdiri sendiri tanpa bersebalahan dengan sekre unit lain, dengan luas bangunan yang lebih besar, mungkin karena mereka memiliki sanggar didalamnya, pikirku.

aku dan chacha datang ke unit tersebut sekitar pukul 5 sore selepas kuliah, disana terlihat sekitar 15 orang sudah berkumpul baik cowo maupun cewe.

"hai, fira ya?" seorang cowo tinggi berbadan tegap dengan tampilan dan wajah yang menarik menyapaku

"ehh iya kak aku fira, ini chacha, kemarin udah isi formulir sama di invite ke grup Line juga kak" balasku

"aku Angga, jurusan seni budaya taun ke-4, sekaligus ditunjuk jadi ketua unit ini" sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman. aku dan chacha ikut masuk ke sekre selepas berjabat tangan.

kulihat sebuah bangunan yang luar biasa megah, terdiri dari 2 lantai, dengan lantai 1 dilengkapi dengan alat musik sunda dan cermin besar untuk latihan koreografi. beberapa diantaranya ada yang sedang berlatih tarian sunda diiringi dengan alunan musik merdu.

"ini sanggar kita, lantai 1 ini tempat kita latihan koreografi sekaligus alat alat musiknya, biasa kita suka ikut acara acara bertema sunda baik diluar maupun didalam kampus" Angga menjelaskan seraya mengajakku keliling sekre.

bangunan ini sangat menarik perhatianku, bentuknya yang eksotik bergaya sunda dilengkapi dengan lantai kayu menambah elok suasana.

"yuk ke lantai 2, disana tempat simpen barang dan kamar ganti" sahut Angga.

lantai 2 bangunan inipun tidak kalah luas, terdiri dari 2 kamar dan 1 ruangan tengah yang dilengkapi sofa dan tv, meskipun terlihat berantakan.

"di lantai 2 ini ada kamar cowo sama cewe, biasa anak anak selesai kuliah langsung kesini, sekalian nyimpen barang dan ganti baju latian, kalian nanti di kamar ini aja khusus cewe"
"wah gede banget ya kak, aku nyimpen tas aja sih kak, ini bajunya udah bisa dipake latian juga soalnya" kulihat Angga memperhatikanku dari atas hingga bawah, matanya terfokus pada dua tonjolan indah didadaku dan bongkahan pantatku yang besar.

"oke kalo udah turun aja ya sekalian aku kenalin ke anak anak" Anggapun turun meninggalkanku dan Chacha.

Malam itu berjalan seperti biasa, hanya perkenalan, pertukaran kontak dan snapchat, dan percobaan sedikit koreo yang rutin mereka lakukan, sedangkan untuk chacha, dia memilih untuk memainkan gamelan.
Angga adalah ketua sekaligus penata koreografi di unit ini, jadi aku paling banyak berinteraksi dengannya, baik dalam hal latihan maupun urusan administratif lain.

--

Hari ini hari sabtu, kuliah hanya setengah hari, dan hampir semua temanku termasuk chahca tidak ada di asrama. suausana asrama saat weekend memang sepi, banyak yang memilih untuk pulang, ataupun hanya sekedar jalan jalan keliling kota.
aku yang suntuk berada di kamar sendirian mencoba untuk melancarkan aksiku seperti biasanya. Kuintip jendela kamar, dan kulihat jalanan sangat sepi.

"hmm sepi banget sih asrama, mau show jugaa gaakan ada yang liat huh" gumamku. akupun berpikir untuk sedikit berolahraga saja agak bentuk badan tetap terjaga.
"ah iya ke sekre aja kalo mau olahraga, sekalian latian koreo, itung itung keringetan juga" terbesit ide untuk pergi ke sanggar, yang sudah kuanggap sebagai rumah keduaku di kampus ini.

aku memilih mengguanakan pakaian yang biasa kupakai untuk latihan, sepasang manset dan legging hitam ketat, namun hari ini kuputuskan untuk tidak menggunakan bra maupun cd.
kulihat tubuhku di cermin, terlihat jelas seluruh lekukan tubuhku tercetak jelas dibalik pakaianku yang sangat ketat, namun kali ini, tidak ada satupun garis yang terlihat baik di bagian dada maupun bagian pantatku, membuat siapapun yang melihat akan tau bahwa aku tidak menggunakan apapun dibalik pakaianku.
manset hitam menyamarkan cetakan putingku, meskipun bila diperhatikan seksama, cukup terlihat tonjolan kecil dari ketua putingku.

"kak Angga, anak anak pada di sanggar gak? aku kesana yaa" aku bertanya pada kak Angga via snapchat, yang tanpa menunggu balasan, segera pergi ke sekre.

sesampainya di sekre, kulihat tampak tidak ada sedikitpun tanda tanda keberadaan orang disana, bahkan pintu terkunci rapat. kuambil kunci ditempat penyimpanan biasa dibawah keset, dan kulihat semua alat musik tidak ada disanggar.

"wah sori nih fir kita ada job dadakan, tadinya mau ngajak kamu sama chacha sih tapikan yang kuliah sabtu cuma kalian doang"
kubaca balasan dari kak Angga, rupanya hari ini ada panggilan dadakan dari pihak kampus untuk menyambut kedatangan orang penting di kampus.

"yahh sepi deh weekend ini" gumamku, seraya kuputar alunan musik yang biasa digunakan untuk latihan. diikuti dengan gerakan gerakan yang biasa diajarkan olah kak Angga sambil melihat diriku dihadapan cermin besar di lantai 1.
tak terasa sudah sektiar 20 menit aku terus menerus mengulang koreo tersebut, berusaha menghilangkan suntukku. kulihat pantulan diriku di cermin yang sudah penuh dengan keringat membuat lekukan badanku semakin tercetak. tonjolan kedua puting dan garis pantat membuatku terlihat semakin seksi.
aku beristirahat di kamar cewe di lantai 2, kembali kukagumi diriku sendiri disana sambil menatap cermin yang ada.

"hmm seksi juga ya bodyku" seraya membayangkan bila sehari hari aku latihan dengan tampilan seperti ini. terbayang raut muka kak Angga dan senior lain yang berusaha menelanjangiku dengan pandangan mereka.
tanpa sadar akupun sudah mulai memainkan kedua payudara ku sambil mengelus kedua puting.
"mmhh aahhh sshhh" desahan demi desahan meluncur dari mulut mungilku. tidak puas dengan keadaan ini, akupun perlahan melucuti seluruh pakaianku yang sudah banjir oleh keringat, hingga tersisa jilbab yang juga tidak menutupin bagian apapun dari tubuhku.
kududuk didepan cermin, mengangkankan kakiku selebar mungkin, seraya mulai menggesek clitorisku yang sudah basah dan lengket entah oleh cairan kewanitaanku atau keringatku.
"uuuhh shiiitt mmhhhh" kucoba memasukan kedua jariku sedikit kedalam liang kenikmatanku, berhati hati agar tidak sampai merobek selaput daraku.
gesekanku semakin kencang, rangsangan demi rangsangan yang kuberikan pada diri sendiri membuat desahanku makin tidak tertahankan.
"ah biarlah, sepi juga, mendingan gausah ditahan tahan" pikirku, diiringi dengan pekikan dan desahan setengah berteriak memenuhi kamar ganti cewe.
kupercepat gesekanku pada clitoris dan lubang kewanitaanku, berharap untuk mencapai orgasme yang sudah diujung tanduk.

"fiiir? firaaa? kamu dimanaa?"
Shit, kak Angga! segera kuhentikan aksiku, kulihat pintu kamar masih terbuka lebar, segera kututup mencari baju ganti yang ada didalam tas.
"tanya dibawah dong! goblok banget siiihh fiiirr duh" ejekku dalam hati, kucoba gunakan kembali pakaian yang ada. dan segera keluar untuk mencari tas yang ketinggalan. kubuka pintu, dah kulihat kak Angga sudah berada di tangga menuju lantai 2

"eh kak Angga, kok udah balik kak? anak anak lain mana?" kuintip kembali bodyku saat itu. putingku yang mengeras akibat permainan tadi membuat tonjolannya sangat sangat nyata. memek ku yang sudah sangat basah bahkan membuat garis di leggingku yang belum sempat kurapikan, kuyakin garis pantatku pun akan sangat terlihat nyata.
"ngga fir ini ada barangnya anak anak yang ketinggalan, akukan udah gak pentas lagi jadi biar anak anak siap siap disana, aku ambilin aja yang ketinggalan" balasnya santai.
kulihat mata kak Angga tidak pernah terlepas dari kedua putingku. rasa malu tercampur hasrat yang tertunda membuatku memutuskan untuk tidak menutupin apapun, juga agar tidak terlihat mencurigakan. kubiarkan kak Angga menonton semua keindahan tubuhku yang tercetak dibalik pakaianku.
Kulihat tonjolan kecil dibalik celanan kak Angga yang berusaha ia tutupi. rasa bangga terbesit dipikranku karena bisa membuat kak Angga sedikit bergairah.

"okedeh fir, aku cabut lagi ya, ini barangnya udah ada kok. si Laras baju adatnya ketinggalan" balas kak Angga sambil menunjukan barang yang dia ambil. baju adat wanita milik kak Laras, seniorku
"ookee oke kak salam ke anak anak yaa lain kali ajak ajak aku sama chacha" balasku ngawur. eh tunggu, baju kak laras kan adanya di... kamar ganti cewe... jangan jangan...
"iyaa fir next time ajak ajak juga ya, sori ganggu nih fir lanjut aja gih" sahut kak Angga sambil berjalan menuruni tangga.

segera ku tanggalkan seluruh pakaianku. kuremas kuat payudaraku dan kupilin kedua putingku, sambil mengangkangkan lebar kedua kakiku. kuhajar cepat clitoris dan memekku, hingga tak butuh lama aku mencapai orgasmeku hari ini.
"kak Anggaaa ouuuhhh!" tanpa sadar kuteriakan namnya keras keras diiringi lelehan deras dari lubang memekku, hingga aku terkulai lemas tak bedaya.

Kupikir kembali kalimat yang terlontar dari kak Angga saat ia berjalan turun tangga
"Lanjut? ajak-ajak? yang harusnya diajak pentas kan aku, maksudnya apa?" sambil kulihat notifikasi snapchat masuk dari kak Angga, berisi 1 vidio.
Shit apa ini?? rasa takut bercampur penasaran memenuhi pikiranku sambil membuka vidio tersebut.

"mmmhh yeess aa aahh aahh" vidio singkat berdurasi 15 detik menunjukanku sedang asik mencolok colok memek dan memainkan puting didepan cermin dengan mata merem melek terpampang penuh di layar hp ku, tidak ada pesan apapun yang kak Angga sampaikan didalamnya.

KAK ANGGA!!!!
 
Last edited:
Part 4

https://ibb.co/B6YPNM6

1 tahun sudah kulewati waktu di kampus ini. peraturan yang mewajibkan kita untuk tinggal di asrama kampus pun berakhir.
ada sedikit rasa kecewa yang kurasakan karena tidak lagi dapat menikmati sensasi bermasturbasi didepan jendela kamar yang mengarah ke jalanan.
hampir seluruh temanku sudah mendapatkan tempat tinggal baru, ada yang memang memilih untuk menyewa kamar kos maupun menyewa kontrakan untuk ditinggali bersama
kejadian dengan kak Angga membuatku sulit berkonsentrasi sehingga membuatku lupa bahwa aku sudah harus mencari tempat tinggal, dan sahabat sahabat cewekku sudah memutuskan untuk tinggal bersama namun tidak ada lagi tempat untukku bergabung

"ah biarlah, ngga bebas juga kalau kontrakan bareng mereka" pikirku nakal. meskipun sudah 1 bulan lebih kejadian dengan kak Angga menimpaku, namun tidak ada tanda tanda ia melakukan hal aneh, selain menatapku dalam dengan senyum penuh arti tiap kami melakukan latihan dan aktivitas bersama anak anak unit

dalam memilih tempattinggal barukur, orang tuaku melarangku mencari tempat yang sewanya melebihi 10jt/tahun, sampai akhirnya aku menemukan tawaran menarik dari sebuah apartemen yang baru selesai didirikan di daerah dekat kampusku.
nilai sewa kamar apartemen disanya tidak terlalu tinggi, denngan kisaran 15-20jt/ tahunnya. aku menghubungi apartemen tersebut dan mencari penghuni yang mau menyewakan kamarnya dengan harga murah. akupun menemukan kamar seharga 10jt/tahun namun berada di lantai paling atas, dan masih diluar biaya listrik dan air, dengan estimasi total 12-13jt/tahunnya.
setelah berbagai cara membujuk orang tuaku, akhirnya merekapun menyetujui untukku menyewa kamar di apartemen tersebut. kamarnya terletak di lantai 26 dari 27 lantai, cukup memakan waktu memang untuk pulang pergi kekamar dengan jumlah lift yang hanya ada dua.
namun lokasi kamar tersebut membuatku sangat bersemangat, kamar yang hanya terdiri dari 1 buah kamar dan 1 kamar mandi itu memiliki balkon kecil yang mengarah ke kolam renang. kulihat pemandangan yang cukup indah dari balkon tersebut. tak luput jiwa nakalku pun berteriak. ku membayangkan rutinitas baru yang bisa kunikmati disana.
ku bayangkan bermasturbasi di balkon yang mengarah ke kolam renang tersebut, dengan angin sejuk yang menerpa tubuh bugilku, rasa sorotan dari tiap unit lain yang mengarah ke kamarku, uuuhhh membayangkannya saja sudah membuat lendir dari memekku mengalir lembut. tidak sabar rasanya untuk segera menjalankan rutinitas tersebut.


akivitas di sanggar pun terus berlanjut, chacha yang memilih untuk tidak ngekos membuatnya sulit untuk bisa selalu datang mengikuti kegiatan rutin harian, mebuatku kini tidak ada teman dari satu fakultas yang sama.
pentas promosi unit kegiatan untuk mahasiswa baru akan diadakan 2 bulan lagi, kami sering mengadakan rapat untuk menentukan sebuah konsep yang menarik agar banyak mahasiswa baru yang bergabung nantinya

"fira kan udah mau setaun nih disini, gimana kalau fira aja yang jadi pemeran utamanya?" kak Angga mengusulkan ide, kulihat tatapan nakalnya dengan senyum penuh arti. uuhhh diliat kak angga seperti itu yang sudah melihat tubuh polosku membuat memekku gatal
sorak sorai para seniorpun memenuhi ruangan, konsep yang dibawakan adalah konsep wanita kuat, yang menggambarkan seorang wanita independen dengan tarian khas sunda yang gemulai tapi juga penuh dengan energi. konsep ini cocok untukku yang satu satunya menggunakan jilbab, dimana mereka ingin ditengah tarian aku seolah menganggalkan pakaianku menjadi pakaian yang lebih "menantang"

"oke fira untuk konsepnya nanti gimana kalau kamu pakai manset warna kulit aja, jadi pas sebagian dari kostum tarinya dibuka, keliatannya kayak memang manmpilkan sisi wanitanya gitu" sahut kak angga.
"tapi kak nanti aneh juga gak sih kalau sebagian kulitnya keliatan tapi tetep pake jilbab" balasku
"nanti kita coba pake wig atau sanggul aja gimana? jadi kan rambut aslimu tetep gakeliatan" timpal kak Angga, yang nampaknya menyadari ada jiwa eksibisionis dalam diriku

yang lain tampak menyetujui ide tersebut, ada sebagian diriku yang merasa tertantang untuk melakukan aksi tersebut, akupun menyetujuinya.

setelah rapat selesai kamipun melanjutkan aktivitas latihan harian, kak Angga yang menjadi koreografer banyak memberiku arahan untuk gerakan yang akan ditampilkan
"fir coba nanti pas latihan manset kulitnya dipake, biar keliatan aja cocok atau ngga nya" kak angga bicara pelan sambil meberikan arahan. kulihat senyum nakalnya belum hilang
"okedeh kak nanti aku cari manset yang warnanya sama kayak kulitku" balasku
"mau aku beliin fir? aku tausih warna kulitmu gimana" bisiknya nakal
deg, seketika mukaku merah padam, aku paham maksud kak angga, tubuhku berkeringat dingin, namun kurasakan memekku malah berkedut gatal
"haha canda fir" goda kak angga menimpaliku yang diam sulit berkata kata
"yak hari ini selesai ya, besok kita latihan lagi, udah mepet waktunya soalnya" teriak kak angga pada seluruh teman teman, meninggalkanku yang masih diam tak berkutik

uuhh kak angga godain segala kan jadinya horny, pekikku dalamhati

hari masih tidak terlalu malam, akupun pergi ke mall untuk mencari manset yang sama dengan warna kulitku. setelah berkeliling mencari, kutemukan satu yang sangat mirip dengan kulitku, lengkap dengan legging bawahannya.
"gilaaa inisih beneran kayak gapake baju" pikirku sambil melihat tampilanku didepan cermin. namun harus kuatur mengguakan bh dan cd yang warnanya tidak menerawang dibalik manset tersebut agar terlihat seperti bugil
kulihat tampilanku sangat nakal, masih lengkap dengan jilbab namun terlihat cetakan cd dan bh karena memang bahannya yang cukup tipis. membuatku sedikit ragu untuk mencoba menggunakannya di latihan besok

keesokan harinya aku sepulang kuliah, kuputuskan untuk memberanikan diri mencoba menggunakan manset dan legging yang baru aku beli kemarin, lengkap dengan daleman berwarna senada dan jilbab. kulihat pantulan diriku dari cermin apartemen, perpaduan warnanya dengan warna kulitku benar benar membuatku sekilas terlihat telanjang. uuhh sungguh seksi rasanya
kuputuskann untuk menggunakan jaket sport yang biasa kugunakan untuk jogging, ingin rasanya kulihat reaksi orang orang saat melihatku seolah tidak menggunakan celana. akupun keluar kamar menuju lift dengan rasa campur aduk
di dalam lift pun ternyata aku tak luput menjadi pusat perhatian. kulihat 2 orang cowok yang masuk di lantai 15 menuju lobby tak henti hentinya memandangi kedua bongkahan pantantku. merasa semakin tertantang, akupun memutuskan untuk nungging seolah membenarkan tali sepatuku dihadapan mereka, semakin memamerkan pantat semokku.
kulihat dari pantulan cermin lift pandangan mereka yang semakin dipenuhi nafsu, bahkan salah satu dari mereka bercanda mendekatkan tangannya pada pantatku seolah menunjukan gerakan meremas dan mengelus. uuhhh memang dasarnya aku yang binal, akupun sengaja berlama lama sambil menanti nanti apakah mereka akan berani untuk benar benar meremas pantatku.
namun lift telah tiba di lobby, dan mereka tetap hanya berani untuk sebatas memandangi tajam. huftt ada sedikit rasa kecewa namun biarlah.

sesampainya di sanggar, kulihat kak Angga sedang merokok di area teras, matanya tajam seolah tidak percaya aku benar benar melakukan apa yang ia suruh kemarin, tak luput dengan senyumnya yang nakal.

"hai kak! sori ya telat" sapaku sambil pura pura cuek, ditengah debar kencang detak jantungku
"naahh ini dia fir yang aku maksud, gini kan oke banget. atasannya ada juga?" balas kak Angga sambil mematikan rokoknya.
ku turunkan resleting jaketku perlahan memnunjukan manset warna kulit ketatku dan dua bongkahan tocil yang masih apik terbungkus bh berwarna senada, tanpa membalas satu patah katapun
"beuh manteppp fir kece! gaslah langsung latihan kita" balasnya lagi sambil menggelengkan kepala
"ini baru mirip sama yang kulihat waktu itu fir, cuma kurangnya masih kebungkus ini aja nih" bisik kak angga sambil mengelus pantatku pelan, diremasnya lembut dan menarik cd ku dari luar legging
"aaa aahhh kak Angga!" jeritku pelan. sungguh perlakuan kak Angga yang tak terduga membuatku kaget setengah mati, ditambah perkataannya tadi mengingatkanku pada kejadian sore itu membuat jantungku berdegup sangat kencang, mukaku merah padam, rasa malu, sange, kesal bercampur aduk menjadi satu. kucoba masih tetap tenang dan menanggapinya sebagai sebuah gurauan.

"guys guys! kita kasih tepuk tangan dulu dong yang paling meriah buat Fira yang udah totalitas dan berani nyobain pake manset kulitnya di latihan hari ini!" teriak kak Angga seraya kita memasuki sanggar.
memang tidak banyak senior cowo disini, minus dua orang yang sudah tidak lagi aktif karena sedang menyusun tugas akhir, hanya ada tiga cowo termasuk kak Angga, dua diantaranya adalah kak Rian satu tingkat diatasku dan Danu yang setingkat denganku.

"woohooo mantep fir emang terbaik lah!" timpal kak Rian begitu bersemangat melihatku hari ini. kulihat Danu hanya melongo bengong melihatku sambil bertepuk tangan. kulihat senior cewek lain nampak tidak peduli dengan penampilanku hari ini, membuatku agak terheran.
antusiasme dari para lelaki ini membuatku semakin percaya diri dan bersemangat. tanpa ragu kulepas jaketku dan berusaha ngobrol dengan santai seperti biasanya. kulirik cermin besar tempat biasa berlatih, memang dari jauh terlihat aku seolah tidak menggunakan apapun selain jilbab, meskipun terlihat jelas cetakan BH dan CD ku yang menunjukan aku masih berpakaian lengkap.
selama sesi latihan pun kulihat para lelaki tidak pernah lepas melihat seluruh lekuk tubuhku, tak ada satu bagianpun yang luput dari pandangan mereka. bahkan beberapa kali harus mengulang karena Danu yang memegang alat musik nampaknya tidak konsen dan salah memainkannya. ku tertawa kecil melihatnya linglung sekaligus bangga bisa mengalihkan perhatiannya.

selesai latihan kulihat tubuhku yang penuh dengan keringat. ku terbelalak kaget melihat ternyata manset dan legging ini begitu tipis, hingga bagian yang basah oleh keringat benar benar nampak tembus pandang dan seolah benar benar bersatu dengan warna kulitku. kini aku terlihat seolah hanya menggunakan celana dalam dan jilbab
"siaallll lupa lagi belom pernah liat kalau basah gimana huft" gerutuku cemas dalam hati
selama briefing penutupan, kulihat mata para seniorku terus tertuju pada bodyku. kini mereka bertiga benar benar terang terangan memandangi seluruh tubuhku, bahkan tak ada lagi usaha untuk menutupinya dan jelas menunjukan bahwa mereka memandangiku.
kucoba untuk bersikap cuek melayani pandangan mereka, dan seolah terfokus dengan briefing dari kak Angga. namun apa yang sebenarnya terjadi adalah aku yang menahan pikiranku yang ingin rasanya segera melucuti seluruh pakaianku, mengangkan lebar dan memuaskan rasa gatal pada memekku yang daritadi sudah kurasakan.

membayangkan diriku bugil dan bermasturbasi sambil mengangkang lebar dihadapan para lelaki ini membuat pikiranku benar benar melayang. kubayangkan mereka mengelilingiku dan sudah mengeluarkan kontol kontol mereka yang mungkin berukuran besar sambil ikut mengocok dihadapanku.
uuuhh firaa stoooppp, sahutku pada diriku sendiri, dan mengembalikanku pada kenyataan dimana briefing kak Angga sudah selesai. akupun bergegas mengambil barang barangku dan pamit pulang pada semua senior. sesampainya di apartemen, segera kulucuti seluruh pakaianku dan bermasturbasi kencang. malam itu aku mengalami orgasme yang luar biasa

---

dua hari menjelang pertunjukan, aku menerima pesan dari kak Angga, hari itu hari minggu
"fir hari ini bisa ke sanggar gak? fitting dulu diukur buat bikin baju, anak anak kan udah pada punya, tinggal kamu sama Danu aja yang belum soalnya paling baru juga sih disini"
"boleh kak jam berapa? ada yang harus aku bawa?" balasku singkat
"ini yang biasa bikinin kostum buat kita baru bales, hari ini dia bisanya abis maghrib gitu, gimana? kalo gabisa besok juga gapapa sih abis latian" balasnya lagi
"gapapa kak hari ini aja, aku harus bawa sesuatu gak kak?" tanyaku
"pake yang mau kamu pake waktu pentas aja fir, biar sekalian di pasin ukurannya pas lagi pake"
kututup hp ku dan melanjutkan tidur pagiku tanpa membalas kak Angga

sore itu aku pergi menuju sanggar, lengkap dengan manset dan legging kulitku sesuai arahan kak Angga.
sesampainya disana, kulihat hanya ada tiga motor, yang kutahu itu milik kak Angga dan Danu, dan satunya lagi mungkin milik sang pembuat kostum
kulihat didalam kak Angga sedang bersantai main HP dan Danu sedang diukur oleh pria paruh baya yang kutaksir usianya sekitar 50an, dengan pakaian simple kaos oblong dan celana bahan lebar lengkap dengan meteran, terlihat rapi dan terawat meskipun dengan usianya

"eh Fir sini sini, kenalin ini namanya Pak Pri, dia yang dari jaman kampus ini berdiri udah bikinin baju baju adat kita" sahutnya sambil bercanda
"eh iya sore pak" balasku mengangguk sopan. yang dibalasnya hanya dengan anggukan tanpa sepatah katapun bahkan tak kulihat ada senyum dari dirinya
"kak beneran nanti aku diukur sama dia?" bisikku ke kak Angga
"ohh mau aku yang ukur fir? boleh sih" balasnya cuek
"ishh kak seriusan ah" geramku mendengar balasan kak Angga
"udah cuek aja fir, dia kayaknya gaada emosi deh, dari dulu awal ketemu udah gitu gitu mulu wajahnya datar amat. tapi kerjaannya emang paling top sih" balasnya lagi
akupun mengangguk ngangguk setuju melihat jawabannya tadi dan memang kulihat dia mengukur Danu tanpa sepatah katapun ia keluarkan
"fir tunggu dikamar ganti cewek aja biasa, ntar kalo si Danu dah beres biar pak Pri langsung keatas" timpal kak Angga

akupun berjalan keatas dengan cuek menuruti kak Angga. sambil menunggu aku coba mirror selfie dengan outfitku hari ini, yang dilengkapi jilbab hitam dan pakaian dalam serba hitam
selang beberapa saat, kudengar ketukan pada pintu yang diikuti oleh suara pak pri, segera kupersilahkan masuk

"permisi neng" sahutnya seraya membuka pintu
"ehh iya pak silahkan"
"rencananya mau gimana nanti kostumnya neng? yang lain pada gaada yang pake jilbab soalnya"
"jadi gini pak rencananya emang kostumnya yang biasa aja sih soalnya nanti saya mau pake manset ini jadi seolah kayak gapake apa apa aja gitu sih"
"oke, permisi ya" balasnya dingin
pak Pri mendekatiku dan mulai mengukur setiap lekuk tubuhku, mulai dari panjang lengan, lingkar lengan, lingkar perut, panjang kaki, dan lingkar kaki dan paha.
"nanti rencananya mau pake daleman juga?" tanyanya
"eh? maksudnya gimana pak?"pertanyaannya kali ini membuatku bingung
"kalau emang mau pake daleman, bisa langsung saya ukur buat lingkar dada nya, kalo ngga kan harus dibuka dulu BH nya" jawabnya kalem
"emm baiknya gimana ya pak? biasanya?" balasannya membuatku makin bingung
"yaa biasa pada pake, cuma kan ini neng udah pake manset lagi, takutnya ketebelan aja" masih dengan nada datar
"terus kalau pake daleman, nanti pas pakenya juga harus pake daleman yang sama pas diukur" tambahnnya lagi
ku merenung diam, daleman yang kupakai hari ini bukanlah yang biasa kupakai, dan yang ini memang lebih tebal dan tidak senyaman yang biasanya
"kalo gitu berarti ini harus saya buka nih pak bh nya?" balasku sambil menahan nafsu membayangkan aku harus membuka pakaianku dihadapan pak pri
"ya iya neng gimana saya bisa ngukur kalo ngga" dengan nada datarnya
kucoba berpikir keras, namun rasanya nafsuku lebih memerintahkanku untuk segera membuka manset dan BH ku dan mewujudkan fantasiku untuk bisa dilihat tanpa pakaian oleh seorang pria
"iiya deh pak yaudah saya buka ya" mulai kuangkat pelan mansetku mulai dari perut hingga terlepas, meninggalkan BH ku yang masih menutupi tubuh bagian atasku.
Kulihat dari cermin ekspresi pak Pri yang masih tidak ada perubahan dan terlihat masih menungguku melepaskan BH ku untuk segera menyelesaikan tugasnya, seolah dia samma sekali tidak memiliki nafsu meskipun melihat seorang wanita yang lengkap dengan jilbab namun sudah setengah bugil
dengan rasa kecewa, akupun dengan entengnya melepaskan BH ku agar segera diukur oleh pak Pri, terpampanglah kini toket kecilku namun terlihat kencang di hadapan cermin, kulihat pak pri mulai berjalan mendekatiku dari belakang.
"permisi ya neng" sahut pak Pri samnil mulai mengangkat kedua toketku dengan perlahan, kulihat tangan pak Pri yang besar dapat dengan mudah menggengam seluruh bagian toketku jika dia mau. tangan kasarnya mulai memberikan sensasi yang tidak bisa kulukiskan dengan kata kata, kali pertama bagian tubuhku disentuh oleh seorang lelaki, dan itu adalah pria tua!
dilingkarkannya meteran mulai dari pangkal toketku mengitari punggung untuk mengukur lingkar punggungku, sensasi birahi mulai memenuhi otak binalku, sentuhan sentuhan tangan kasar pak Pri pada pangkal toketku dengan cepat membuat nafsuku sampai di ubun ubun, kulihat putingku mulai menonjol menantang keras
usai lingkar dada diukur, aku tahu apa yang selanjutnya akan pak Pri lakukan, ya mengukur lingkar dada dengan tonjolan paling besar pada toketku, dan tentu saja itu ada pada kedua putingku.
"mmmhhhhhhhh" aku tak sanggup menahan desahan ketika tanpa aba aba pak Pri menekan puting kiriku kedalam dengan tujuan menghilangkan tonjolan keras putingku, dan menaruh meteran diatasnya, tanpa sempat aku bereaksi lebih, ia lakukan juga pada puting sebelah kananku
"aaaa aahhhh ssshhhhh" desahanku kembali tidak terhankan mengingat seluruh nafsuku sudah mengambil pikiranku, tubuhku sedikit menggelinjan menahan rasa dinginnya meteran pada putingku dan tangan kasar pak Pri yang sudah tak kuingat menyentuh bagian mana. kupejamkan mataku dan kudongakkan kepalaku menahan semua kenikmatan ini
tidak butuh lama hingga sensasi tersebut kurasakan semakin berbeda, kini tidak lagi rasa dingin meteran yang kurasakan, namun seperti dua buah benda kasar yang menjepit kedua puting kiriku, dan kurasakan jari jemari kasar yang mengelus pelan toket kananku sambil seskali diremasnya lembut. sontak kaget, segera terbelalak mataku melihat dari depan cermin kedua tangan pak Pri kini sedang menikmati kedua toket kecilku, dilengkapi dengan ekspresinya yang 180 derajat berubah cabul
"pppaaakkk? kookkk? oouuugghh" tak sanggup kulengkapi kalimatku yang tercampur antara rasa takut, bingung, dan juga sange. tangan kanan pak Pri kini mulai bebas berkeliaran menuju perutku, kembali meremas toket kananku, dan mengulangi sentuhan pada seluruh tubuh bagian atasku.
"cepet aja ya neng, soalnya kata bang Angga jangan banyak banyak dipakenya" bisik pak Pri nakal tepat ditelingaku. kulihat senyumnya nakal seolah menunggu saat saat ini
"aaaahhhhh paaakkkk jangaaannnnnn mmhhhh" belum sempat aku memikirkan arti kata kata pak Pri, kurasakan tangan kanannya mulai menyusup masuk legging bagian depanku, dan mengelus ngelus tepat bibir memekku dari balik CD, diputarnya setengah ke kiri tubuhku hingga ia mulai bisa melahap toket kananku, dijilatnya lembut seluruh permukaan toketku, yang diakhiri mendarat pada puting kiriku dan ia mainkan lidahnya kencang disana, seraya bergantian dengan menghisap hisap kecil toket kiriku
kulihat dari cermin tubuhku yang setengah memutar ke bagian kiri yang tengah dilahap oleh pak Pri, tak dapat kulihat lagi toket kiriku disana, lengkap dengan seluruh keringat yang sudah memenuhi wajah dan tubuhku, membasahi jilbabku hingga nampak acak acakan.
tangan kanan pak Pri mulai menyusup ke balik CD dan mengelus langsung kedua bibir memekku lembut, kulihat tangan kirinya berusaha menurunkan leggingku yang tanpa kusadari kubantu dengan kedua lenganku. seluruh sensasi yang kurasakan mengambil alih sepenuhnya diriku dan hanya menginginkan kenikmatan yang lebih lagi.
lepaslah sudah leggingku kutendang entah kemana, dengan sigap pak Pri menurunkan cdku hingga sebatas lutut dielusnya cepat klitorisku yang diiringi dengan tekanan tekanan lembut. kurasakan jari kasarnya mencoba membuka lebar bibir memekku dan meraba raba bagian atas lubang dalam memekku. setengah mati aku mencoba menahan rasa khawatir keperawananku ditembus oleh jari jari kasar pak Pri, namun seolah mengerti, ia hanya mengelus lembut dan melanjutkan memainkan ganas klitorisku
kulihat dari cermin tubuhku yang sepenuhnya sudah ada dalam genggaman pak Pri, remasan dan elusan kasar pada toket kananku, permainan lidah tepat di puting diiringi dengan hisapan hisapan yang kini terasa semakin kencang, disertai dengan permainan permainan lihai jari jemari pak Pri di memekku, dilengkapi dengan jilbabku yang mulai tertarik kesana kemari membuatnya berantakan dan menunjukan sedikit bagian rambutku membuatku merasa seperti seoran wanita paling seksi di dunia. tidak akan lama lagi hingga aku bisa mencapai orgasme pertamaku oleh orang lain
"aahhh paakkkk teruuusss dikiiittt lagiiiii mhhhh" tinggal hitungan detik lagi aku mencapai kenikmatan yang sudah lama kutunggu, seolah mengerti, dengan sigap semua aksi pak Pri ia hentikan, seluruh rangsangan yang kuterima terputus begitu saja, dan kurasakan kedua tanganku ditarik kasar kebelakang dan terasa diikat oleh sesuatu yang keras dann dingin. didorongnya bahuku oleh pak Pri hingga aku jatuh berlutut dihadapan cermin.
"pakkk? kok berhentii siihh?" sambil kugoyang goyangkan pinggulku dan kugerak gerakan kedua tanganku berusaha meraih memekku agar segera mendapatkan orgasmeku, namun usaha tersebut sia sia.
diputarnya tubuh hingga kini menghadap ke arah pak Pri, mataku terbelalak melihat apa yang kini tersaji di depanku, pak Pri sudah melorotkan celana dan CD nya, hingga kini terpampang jelas kontol berukuran sedang, yang saat itu tentu saja aku tidak tahu ukurannya, berwarna hitam dengan bentuk yang bengkok dilengkapi dengan urat urat yang terlihat disekitar batang kontolnya. pikiranku campur aduk melihat kontol pak Pri, ada rasa penasaran yang amat sangat memenuhi kepalaku, namun juga aku takut harus kehilangan keperawananku hari ini oleh kontol pak Pri
pak Pri melangkahkan kakinya semakin mendekatiku yang hanya bisa melongo terpaku kaget melihat kontol tegak pak Pri, digesernya posisiku agar menyampingi cermin dan diraihnya belakang kepalaku seraya mengarahkan kontolnya tepat kedepan mulutku. digesekannya tepat dikedua bibirku yang masih tak mampu untuk bereaksi
"neng belum pernah nyepong kontol kan? tenang aja neng biar bapak yang kendaliin, neng ikutin arahan aja asal jangan sampe kegigit ya" kalimat terpanjang yang pernah aku dengar dari pak Pri adalah dirinya yang mengatakan akan mengontoli mulutku dan memberikan arahan didalamnya
"coba keluarin dulu lidahnya, kalau mau jilatin sendiri juga boleh neng" bagai terhipnotis, kujulurkan lidahku sepanjang yang kubisa mengikuti arahan pak Pri, dioleskannya kepala kontolnya pada lidahku dengan gerakan memutar hingga seluruhnya terbasahi, dan tanpa sadar akupun menggerak gerakkan lidahku seolah sedang berusaha menjilati sebuah lolipop berbau khas yang rasanya agak asin dan gurih
"oohhh pinternya neng fira ini punya bakat muasin cowo nih" sahutnya sambil mendorongkan perlahan kontolnya hingga setengahnya memasuki mulutku, tanpa menuggu arahan pak Pri, kuhisap dan kuemut kuat kontol pertama yang menjelajahi mulutku, kumainkan lidahku di pangkal kontolnya mengikuti sedikit gerakan maju mundur yang dilakukan oleh pak Pri.
"uuhh bener bener bakat terpendam ini neng, coba deh liat sendiri" dijambaknya ikatan rambut dibalik jilbabku, dan ia arahkan pandanganku ke cermin disampingku, kulihat kontol hitam pak Pri yang mulai cepat berirama keluar masuk mulutku disertai dengan pipi putihku yang tak hentinya menghisap hisap kontol hingga terbentuk cekungan kempot dipipiku.
"hhmmm mulutnya aja udah seenak ini apalagi memeknya yah, sayang bang Angga bilang memeknya jangan dijebol dulu" sahutnya sambil menghentak hentakkan kontolnya semakin kencang hingga menghantam tenggorokan mungilku bertubi tubi. aku yang tangannya terikat dan kepala yang ditahan oleh pak Pri membuatku tidak bisa menghindar dan menahan segala rasa ingin muntah yang kurasakan, meskipun rasa itu kalah dengan rasa nikmat mengulumi kontol pak Pri dengan ganas
"hhrrmmmmm uuuggghhhh" tiba tiba pak Pri mencabut kontolnya dan mengocoknya kencang hinga dia menumpahkan seluruh peju nya tepat didepan mukaku. dengan sigap tangan kiri pak Pri menahan belakang kepalaku sambil tangan kanannya terus mengocok kontolnya mengeluarkan pejunya tepat didepan mukaku yang seolah tidak berhenti keluar. diratakannya peju yang belepotan di mukaku dengan kontolnya hingga tidak ada satupun area mukaku yaang tidak terkena peju kecuali kedua mataku.
"makasih ya neng, mudah mudahan bapak nanti bisa nyicip memek neng Fira juga" sahutnya sambil dengan kasar membalikan tubuhku, melepas ikatan tanganku, dan diputarnya kembali hingga tubuhku dibuatnya telentang di lantai.
dengan segera pak Pri menindih tubuhku, "tenang neng,bapak juga lunasi hutang bapak kok" bisiknya sambil turun menjilati leherku hingga toket kananku, diremasnya toket yang kiri dengan kencang sambil memilim milin putingnya, dengan tangan kanannya asik menggesek pelan kedua memekku
"aaa aahhhh ssshhhhhhh" desahku kencang menerima rangsangan ganas pak pri, dibukanya kedua belah memekku dengan jarinya, dimainkannya kembali klitorisku dengan gesekan naik turun ganas, tidak butuh lama bagiku untuk segera mencapai puncak kenikmatanku
"pppaaaakkk prriiiii aaaaahhhhh" tak kuat kumenahan rangsangan pak pri, kujambak kuat rambutnya, kepalaku terdongak keatas dan mataku merem melek, diikuti dengan orgasme pertamaku yang kudapat oleh seorang pria. tak hentinya rangsangan pada tubuhku hingga mengejang keras, kurasakan cairan memekku mengucur deras hingga terdengar bunyi kocokan jari pak pri di memekku
tak lama pak pri pun melepaskan seluruh rangsangannya, iapun berdiri dan mengenakan kembali rapi pakaiannya, tanpa sepatah katapun, ditinggalkannya diriku yang masih terkulai lemas di lantai hanya mengenakan jilbab dengan muka penuh dengan pejunya
pikiranku mulai kembali dari kenikmatan yang baru saja kurasakan, kuberdiri dan melihat betapa kusutnya penampilanku saat ini, jilbab yang sudah tidak karuan dengan sedikit bagian rambut yang terlihat, disertai lelehan peju yang juga mengenai sedikit bagian jilbabku, tanpa dapat berpikir apapun, segera kukenakan kembali legging dan mansetku, putingku yang masih mencuat keras tercetak jelas di balik mansetku. segera kubersihkan mukaku sebisanya karena sudah ada bagian yang mengering, lengkap dengan baunya yang tak kunjung hilang
kurapikan seluruh pakaianku sebisanya, dengan lemas kuberjalan kebawah, kulihat pak Pri sudah tidak ada disana, hanya ada Danu yang juga bersiap untuk pulang, kubiarkan Danu berjalan keluar terlebih dahulu, barulah aku turun menuju teras
kulihat disana tinggal kak Angga yang sedang merokok, segera kuberjalan menuju motorku
"Eh fir hati hati ya pulangnya, nyetirnya yang konsen yaa" sahutnya dengan senyum nakalnya. aku yang sudah tidak sanggup lagi berpikir hanya membalas dengan senyuman dan bergegas pulang menuju apartemenku. sesampainya disana, segera kulepaskan seluruh pakaian dan jilbabu, kurebahkan tubuhku di kasur sambil mengingat kenikmatan luar biasa yang kudapat hari ini, ada rasa sangat puas didalamnya namun juga rasa takut dan bingung yang luar biasa, tanpa terasa, akupun terlelap.
----
 
Last edited:
Part 5a

https://ibb.co/jy9tGJT

Kurapikan dan kuikat rambutku setelah 10 menit lamanya aku berusaha mengeringkannya. Kukenakan jilbab pink melengkapi pantulan wanita cantik di cermin kamarku pagi itu, lengkap dengan sepasang daleman -- cd dan bh pink favoritku. Puas menikmati pemandangan pantat semok dan tocil gemasku pagi ini, kukenakan kemeja putih yang semalam sudah kupersiapkan untuk hari ini, tak lupa celana bahan keta hitam yang tidak sedikitpun menutupi keindahan tonjolan pantatku.

"Hihihi duuhh seksinyaa" gumamku sambil menikmati pandangan indah dari cermin. Kemeja putihku yang cukup ketat berbahan tipis menunjukan cetakan bh pink ku dengan jelas. Bergegas aku pergi keluar kamar menuju lift apartemenku. Pantulan diri daru pintu lift pun tak luput jadi sasaran untuk lagi lagi mengagumi outfitku pagi itu. Kucoba sedikit gaya menantang, kubuka 2 kancing atasku dan menungging nakal dilengkapi dengan gigitan bibir bawah dan kedipan manja. Unitku memang berada di 2 lantai teratas sehingga menunggu lift pun terasa cukup untuk menuntaskan 1 ronde masturbasi hihihi

Aku yang terlalu hanyut menikmati keindahan tubuhku sendiri luput untuk menyadari bahwa sudah ada dua orang bocah smp yang juga sedang menunggu lift.

"Baru mau berangkat sekolah dek?" Sapaku santai seolah tidak menyadari aksi tungging tunggingan barusan ditambah dengan dua buah kancing terbuka yang menunjukan jelas dada putihku dan bh pink ku.

"Ehh iya nih kak, kakak juga mau berangkat kerja ya?" Balas salah satu dari mereka gugup menghindarj kontak mata

"Ihh kakak masih kuliah tau, masa dibilang mau kerja huu"

"Hehehe abis kakak gayanya oke banget sih kak gak nyangka mau kuliah kirain mau kerja" balas temannya sambil garuk garuk kepala canggung

Pintu lift pun terbuka, kami bertiga masuk dan menekan tombol basement dan lobby

"Kalian naik apa sekolahnya? Kok turunnya di lobby sih"

"Emm anu kak, naik angkor aja sih biasanya"

"Emang dimanasih sekolahnya? Nanti telat loh"

"Ituu kak di SMP x"

"Wahh kebetulan tu kakak kuliah di univ xx, kan lewat tuh, mau nebeng kakak aja gak?

"Anuu kak gausah deh gapapa kok"

"Ahh kalian ini malu malu, udah ikut kakak aja yaa" balasku mematikan tombol lantai lobby, kulihat mereka hanya bengong canggung sambiil menyiku nyiku sesama

"Yuk sini ikut kakak, gausah malu malu" ucapku sesampainya di basement. Kuberjalan didepan mereka dengan sedikit melenggak lenggonan pantatku. Sayangnya ekspresi mereka tidak terlihat kali ini hihihi

"Satu orang depan yaa, ntar kakak dikira supir taxi lagi hihihi" candaku sambil masuk ke kursi supir dan menyalakan mobil, kulihat mereka saling dorong untuk memilih siapa yang duduk didepan.

"Ngomong dikit keek diem aja nih, belum kenal ya soalnya? Aku shafira, panggil aja fira, tinggal di unit 2708" kujulurkan tanganku yang disambut jabatan gugup dua bocah lucu ini

"Rizal kak"
"Putra" balas mereka gugup

"Ohh iyaa, kalian emang tinggal disini atau ...?" Kubuka obrolan sambil tetap nyetir santai.

"Aku tinggal disini kak, putra cuma nginep aja semalem, aku di unit 2716" balas rizal

"Wihh selantai nih kita, kapan kapan main ke kamar kakak ajaa biar kakak bantu kerjain pe er" balasku ngaco entah apa tujuanku mengajak mereka ke kamarku

"Ee kak ituu, kemeja kakak belum kekancing" sahut rizal mulai berani membuka percakapan. Aku bahkan lupa bahwa sedari tadi memamerkan bh dan dadaku.

"Wah iyanih buru buru sih tadi, bantuin kakak kancingin dong ini susah nih lagi nyetir" ucapku makin ngaco sambil menanti apa yang akan mereka lakukan mendengar jawabanku

"Eehh aahh" tampak bingung rizal dibuatnya, kulihat ia melirik kearah putra yang terbengong tidak kalah heran mendengar balasanku

"Iihh rizal buruaan ini udah mau sampe sekolahan kaliaan tuh" pancingku manja

"Ii iyaa kakk" dijulurkan tangannya gemetaran. Tanganku yang memegang kendali stir mobil membuatnya suli untuk meraih kedua kancingku

"Kak geser dikit tangannya susah nih" balas rizal bingung

"Udaah cobain aja paksa dikiit, susah nih lagi nyetir" rizalpun menyusuri gundukan tocil kiriku untuk meraih kancingnya, diikuti dengan tangan kanannya untuk meraih unung kemeja satunya

"Hhhhh" desahku tertahan pelan merasakan sentuhan tangan rizal yang sedang berusaha. Gerakan gerakan tangannya yang kesulita membuat semakin banyak area toketku yang tersentuh. Entah terdengar atau tidak desahan pelanku. Kulihat matanya fokus berusaha melihat sebanyak banyaknya yang ia bisa.

"Uuu udah nih kak" ucapnya sambil membenarkan posisi duduk dan cdnya, kutebak sedang ada adiknya yang berontak di dalam sana hihihi sayangnya mobilku pun tepat saat menepi di sekolahan mereka.

"Makasih yaa rizal, udah buruan sana turun kakak mau buru buru kuliah niih" balasku cepat seolah tidak ada yang terjadi. Rizal dan putra pun turun masih dengan pandangan heran dan menuju sekolahnya.

Bergegas aku menuju kampusku. Sebetulnya aku nggak telat sih, tapi ada tempat parkir favorit dan ingin segera menuju ruang kelas untuk menghindari terlalu banyak menarik perhatian dan banyak yang melihat jiplakan bhku. Kulihat parkiran pojok dibawah pohon rindang masih kosong, segera kuparkirkan mobilku disana, sengaja tidak kuparkirkan mundur dan mobilku menghadap dinding, siapa tau mau melancarkan aksikundi mobil nanti hihihi.

Sesampainya di ruang kelas, kupilih tempat 2 baris belakang, selain nyaman, dijamin terhindar dari panggilan panggilan dosen selama kuliah berlangsung. Hari ini hari sabtu, hari paling menyebalkan untuk menghadiri kuliah bagi semua orang. Aktivitas kampus paling minim hari ini, selain karena banyak yang memilih untuk pulang ke kota masing masing, juga banyak yang memilih untuk melepaskan penatnya minggu ini, entah itu yang sekedar nongkrong di caffe atau yang mendatangi hiburan malam, begitulah yang kudengar.

Hari ini berlalu begitu lambat, tidak ada sesuatu yang spesial selain kulihat lirikan beberapa temanku termasuk Zaky, yang memilih duduk di baris depanku dan selalu mengajak ngobrol, hanya untuk mencuri curi pandang cetakan jelas bhku dari balik kemejaku. Yaah akusih ngga protes hihihi kunikmati lirikan nakal mereka yang seolah menelanjangiku itu, dan kuanggap ini sebagai pemanasan untuk aksiku yang akan kulancarkan sore ini.

Kelaspun usai, kuberjalan menuju parkiran mobil, ditemani Zaky dan beberapa temanku yang terlihat lebih ramah sore ini, walaupun jelas aku tau penyebabnya hihihi. Usai berpisah dengan mereka, ku masuki mobilku dan mengintip dari kaca spion sambil menunggu beberapa lama untuk meyakini bahwa mayoritas temanku sudah meninggalkan kampus.

Setelah yakin keadaan sudah cukup aman, kubuka bagasi mobilku dan mengambil tas olahraga yang sudah kusiapkan semalam. Bergegas aku kembali ke gedung A6 kampusku dan menuju lantai 3. Kampusku terdiri dari 6 gedung, dengan gedung 2-5 merupakan gedung kelas, laboratorium, dll. Dan gedung 6 adalah pusat aktivitas mahasiswa, yang berisi cafe, mushola, ruang unit kegiatan dan lain lain, dilengkapi lantai 3 yaitu lapangan serba guna, yang biasa digunakan unit futsal dan basket.

Aku berjalan bergegas sambil mengendap ngendap menuju tangga di pojok ruangan, kulihat masih ada beberapa orang yang duduk duduk di meja cafe sambil main hp, merasa aman, akupun berlari kecil menuju tangga. Lantai 2 berisi lorong yang terdiri dari banyak pintu ruang unit, tujuanku adalah ruangan ujung tempat unit olahraga, dimana semua unit olahraga berkumpul disana. Aku yang juga masuk kedalam unit basket dan futsal tau bahwa sore ini tidak ada jadwal latihan apapun karena hampir semua orang ada acara masing masing, sehingga memutuskan hari ini adalah hari sempurna untuk melancarkan aksiku. Sesampainya didepan ruangan olahraga, aku coba buka pintunya berharap tidak terkunci sore ini.

"Klek" gagang pintu pun dapat kubuka, namun kekhawatiranku berikutnya adalah gimana kalau ternyata banyak orang berkupul sore ini. Kubuka pelan pintunya daaaaan fyuuhh kulihat ruangan kosong melompong, segera masuk dan berusaha kukunci namun tidak tampak ada kunci dimanapun.

"Duhh sial lupa lagi kalo kuncinya ka yang pegang pak satpam hhmmm" gumamku sambil berjalan nenuju bagian belakang ruangan. Ruangan ini hanya terdiri dari 1 ruang yang cukup besar, namun tepat ditengahnya berdiri sebuah lemari yang membagi ruangan menjadi 2, menyisakan 1/4 bagian untuk berjalan menuju apa yang biasa disebut ruang belakang, atau ruangan khusus cewe, dimana tempat kami para cewe menyimpan barang dan ganti baju. Meskipun celahnya tidak tertutup apapun, namun sejauh ini cukup aman untuk memisahkan ruangan tersebut.

Kubuka tas olahragaku, dan kukeluarkan seragam basketku. Aku yang biasanya mengenakan dalaman tambahan berupa manset dan legging tiap ikut kegiatan basket hari ini sengaja untuk tidak membawa keduanya, untuk melancarkan aksiku. Kulepas satu persatu kancing kemejaku sambil menatap cermin manja, juga melepaskan celanaku dan kusimpan acak disamping tasku, tersisalah bh, cd, dan jilbabku yang menutupi. Kucoba pakai seragam basketku, tampaklah pemandangan menegangkan yang sudah terbayangkan dari semalam, Fira yang cuma mengenakan jersey basket tidak berlengan, yang terlihat jelas bh ku dari sudut manapun. Kupandangi sekilas tubuhku, bh pink yang jelas mengintip dari segala sudut dan cetakan cd dari balik celanaku membuatku mulai sange.

"Mmhh kayaknya ada yang kurang deh, ah bodo amat deh" merasa kurang puas dengan tampilanku sore itu, kulepaskan semua bajuku hinga menyisakan jilbab, kusimpan acak didekat tas dan kemejaku tadi, dan kugunakan kembali jersey basketku

"Nahh ini baru oke" sungguh pemandangan indah yang jauh melebihi bayanganku. Tubuh bugilku yang hanya tertutup jersey basket tanpa lengan dan longgar mengintip jelas darimanapun arah seseorang melihatku. Bahkan saat coba menungging, belahan memekku tepat menjepit jahitan celana basketku yang juga longgar. Uuuhh benar benar gaya yang membuatku sange berat. Puas dengan penampilanku sore ini, segera kutinggalkan ruangan unit olahraga dengan tidak lupa membawa 1 bola basket. Kubuka pintu perlahan, kutengok lorong lantai 2 tampak sepi, kulihat memang ada beberapa ruangan yang lampunya nyala dan terdengar sedikit tawaan didalamnya. Merasa aman dengan situasi, bergegas ku berlari menuju sisi lain lorong menuju tangga dan sukses mencapai lapang basket di lantai 3 tanpa bertemu seorangpun, fyuuhh.

Sesampainya disana, kuberjalan perlahan menuju lapang basket, kuperagakan latihan yang biasanya dilakukan -- beberapa shooting dan dribling dilengkapi dengan layout andalanku. Guncangan tocil tak tertahan bh dan hembusan angn sepoy sepoy menyusup tubuh bugilku benar benar membuat sebuah sensasi tak tertahankan. Nampak tubuhku mulai bercucuran keringat seksi melapisi tiap bagian tubuh terbukaku yang hanya tertutup sepasang kain longgar.

"Yesss dreams comes true babyyy" teriakku girang yang memang sudah lama kubayangkan untuk bisa bermain basket tanpa banyak benang yang menututpi tubuhku. Kurasakan ada aliran lain dari memekku yang mulai membasahi bagian bawah celanaku akibat dari gesekan kain kain kasar pada memekku tiap aku melakukan gerakan bermain basket, sungguh sebuah rasa yang tidak akan pernah kulupakan. 15 menit lamanya aku berlarian seolah sedang berlatih basket mengitari lapangan. Kebebasan sesaatku itupun kemudian buyar dengan suara langkah kaki dan obrolan beberapa orang cowo yang kudengar dari ujung lapangan, disertai dengan dentuman beberapa bola basket.

"Shit shit sial siaalll kenapa juga ada orang" Panik mendegar keramaian tersebut, segera kuletakan bola basket yang kumainkan dan berlari kencang kearah toliet. Sialnya toilet lantai 3 memang tidak pernah digunakan, terutama toilet cewe, hingga sudah sewajarnya toilet itu terkunci.

"aaahhhh bodo amat lah" pasrah dengan keadaanku, kumasuki toilet cowo yang baunya sudah sangat tercium bahkan dari depan pintu, walaupun memang sedikit merangsangku sih hihihi. Kulihat beberapa toilet berdiri yang biasa digunakan cowo cowo untuk menyemburkan pipisnya berjajaran di hadapanku, dan diujungnya ada dua ruang kecil lain yang bisa ditebak itu adalah toilet tertutup untuk keperluan lain, segera aku pilih ruang paling ujung, yang untungnya kuncinya masih berfungsi. Kututup, kukunci dan berdiri tegang didalamnya. Huufftt seluruh tubuhku kaku rasanya, walaupun ada kedutan lain yang kurasakan di bawah sana. Kuputuskan untuk menunggu disini entah berapa lamapun hingga mereka beres bermain. Hmmmm pulang malem lagi deh today hiksss.

Sekitar 1 jam kemudian, aku yang sudah menyerah untuk berdiri memutuskan duduk di wc kotor tersebut, biarlah kotor daripada capek berdiri terus, pikirku. Nampaknya ada sekitar dua orang cowo yang masuk ke wc tersebut, kudengar obrolan dua orang disertai dengan suara aliran air yang kutebak saat itu mereka sedang pipis di toilet berdiri.

"lu yakin itu punya si Fira?" sahut salah satu dari mereka.
"yakin bang 100% suer gw kagak boong" balas saturnya yang suaranya rasanya tidak asing lagi.

DEG. hah? Fira? Fira aku? ngomongin apanih mereka? duuuhh sial sial sial. Rasanya jantungku melewati beberapa degupan mendengar obrolan dua cowo ini.

"yakali punyanya Fira, cewe cakep manis alim kayak gitu? ngawur kali"
"yeeh bang gimana si kan dia sekelas sama gw, orang daritadi ngobrol ampe pulang. Gw liat persiiis bang bajunya kayak gitu, BH nya juga pink tadi kan jelas jelas, celananya item, CD nya sih gw gatau ya" balasnya lagi yang kuanggap itu adalah juniornya.

Sekelas? Ngobrol bareng? hah Zaky??? akupun mulai menyadari bahwa pemilik suara tersebut adalah Zaky, yang sedari tadi duduk di barisan depanku dan selalu modus untuk sekedar menjelajahi tubuhku dengan mata genitnya. Percakapan kedua orang itupun berlangsung, kucium aroma khas asap rokok mulai memenuhi wc ini, memang biasa wc ini jadi tempat para cowo cowo merokok, karena kampus kedokteran tidak memperbolehkan mahasiswanya merokok.

"tapi kecil juga ya BHnya, kalau basket biasanya gak keliatan sih tebel banget bajunya"
"iyee bang emang tocil dia, gw yakin kagak pake BH juga gaakan ada yang sadar kalo dia" balas Zaky sambil bercanda. Perasaanku campur aduk antara merasa sedikit tidak pede dengan tocilku, dan kenyatan bahwa kecerobohanku tidak memasukan bajuku ke dalam tas tadi malah membuat orang orang tau, dan bahkan berarti udah dipegang pegang bh nya?? uuhhh nakaal.

"lu tau darimana dia tocil? udah pernah nyicip emang?" balas seniornya lagi penasaran
"yah bang anak anak tongkrongan dah pada tau bang, nyicipin sih kita belum ya, gasopan lah sama senior abang aja dulu nanti hahaha"
"lah terus tau darimana doi tocil?" seakan masih belum percaya
"dulu nih ya bang, waktu kita masih di bale, tiap pagi tuh ada yang terkenal tau bang, anak anak nyebutnya Fira Show"
"apaan tuh Fira Show?"
"jadi tiap pagi nih sekitar jam 7an, kalo kita ke bale 2, liat ke jendela kamar atas, suka ada tuh cewe abis mandi bugil tocilnya kemana mana, ya biasa aja gitu ngeringin rambut, kadang pijet-pijet toket sendiri gitu. Awalnya cuma gw yang tau,terus kalo diliat liat ampir tiap hari kayak gitu, yaudah coba gw pastiin sama anak anak lain, eh taunya bener emang ada tuh cewe bugil abis mandi pamer tocil hahaha"
"buset luyakin itu si Fira?"
"yaa gw sama anak-anak tanya lah bang ke yang cewe cewe, gw tunjukin tuh kamarnya, kata mereka sih itu kamarnya si Fira, emang kurang jelas sih bang jauh soalnya nontonnya, kalo deket takutnya gapernah ada lagi tuh show nya"

DEG DEG DEG. jantungku serasa mau copot. Tak disangka-sangka aksiku yang memang sengaja kulakukan, dan kuperhatikan tidak pernah ada orang lain yang lihat ternyata udah banyak yang tau, lemas rasanya mendengar obrolan mereka. Namun memekku berkata lain, kurasakan aliran semakin deras membanjiri celana basketku. Uuuhh malah makin sange dan pengen colmek rasanya hiks. Kuberanikan diri untuk perlahan melepaskan celana basketku, disusul dengan bajunya dan kuletakkan pelan di lantai, berusaha tidak membuat suara sama sekali. Jadilah aku saat ini bugil tersisa jilbab mengangkang lebar di toilet ujung ruangan terkunci bersama dengan obrolan dua orang cowo vulgar yang sedang asyiknya membahas tocilku itu. Binalnyaa aku firaaa huh

"terus sekarang mana tuh bocahnya? baju ama daleman ada disitu, tasnya juga ada disitu, yakali bugil dia ada di kampus?"
"yaa mana tau bang lagi show juga kali hahaha ato jangan jangan lagi diperkosa?" canda Zaky
"modelan kayak gitu gamunkin bisa diperkosa lah ngaco lu"
"lah emang kenapa bang? kan bisa bisa aja"
"yang ada dia sendiri yang minta dientotin kaliiii hahaha gamungkin judulnya diperkosa itu, paling lu elus memeknya dikit juga udah banjir dia langsung minta dikontolin"
"wah bener juga ya bang, pun awalnya dipaksa, abis dibugilin grepe grepe dikit pasti sange berat ya dia"
"yaa lagian wajar aja si tocil gitu kurang sentuhan biasanya, coba deh dirutinin kita grepe grepe pasti udah jadi toge tuh"

Mataku terbelalak seolah tidak percaya apa yang barusan kudengar, tidak disangka ternyata Zaky juga ada pikiran untuk mengentotku. Makin kukangkangkan lebar kakiku, kuelus ganas belahan bibir memekku, kumainkan klitorisku, kutekan tekan dan kugesek kasar, tangan satunya mulai menjelajahi meremas tocilku sendiri bergantian kiri kanan. Sensasi luar biasa memenuhi tubuhku saat itu. Rasa bangga dijadikan bahan fantasi oleh orang orang dan bahkan berada di satu ruangan hanya terpisah sekat tipis yang rasanya bisa didobrak paksa dan langsung memperkosaku ramai ramai memuncakkan birahiku.

"aaahhhh mmmmmhhhh" tak sanggup kutahan sedikit desahan keluar darimulutku, untungnya tampaknya mereka tidak sadar. Segera kuambil bajuku dan kusumpal dalam dalam ke mulutku agar desahanku bisa tertahan. Tak terduga posisi ini membuat fantasiku makin berkelana, kubayangkan tanganku adalah tangan Zaky yang sedang asik memainkan clitorisku ganas, dan sumpalan baju ini tidak lain adalah kontol seniorku yang sedang asik mengentot mulutku sambil grepe grepe tocilku nakal.

"hhhfffff hhffffff eeerggghhhh" geramku tertahan sumpalan baju. Dengan kondisi ini, tak butuh waktu lama untukku mencapai puncak kenikmatan. Kakiku mengejang hebat, tubuhku melenting kedepan menahan getaran gelombang gelombang kenikmatan, mataku terbelalak merem melek dan kugigit kuat baju yang tersumpal menyambut orgasmeku. Ahhh sungguh nikmat rasanya. Meskipun banyak hal terjadi diluar dugaan, namun rasa ini melebihi dari apa yang aku rencanakan, jadi kuanggap aksiku sore ini sukses hihihi.

Kudengar tidak ada lagi suara apapun dari luar sana. Sambil beristirahat dan mengatur napas, kuputuskan untuk menunggu sejenak memastikan agar tidak ada lagi orang diluar sana dan sudah benar benar pulang. Dua jam lamanya aku berada di wc itu, dan kuberanikan diri keluar melihat keadaan, tentunya setelah kembali meggunakan pakaianku yang memang seadanya. Fyuuh syukurlah sudah tidak ada orang, akupun bergegas turun menuju ruang unit kembali. Sesampainya disana, kudengar hujan turun dengan derasnya, biasanya sih cowo cowo yang naik motor udah pada pulang untuk menghindari terguyur hujan deras ini, dan sesuai dugaanku, saat itu ruangan sudah kosong, aku bisa lega sejenak. Kumasuki bagian belakang ruang tersebut, dan betapa kagetnya kudapati BH dan CD ku saat itu sudah tidak ada disana.

PART 5 bersambung ----
 
Part 5b

"Huuhh sebell itukan BH favoritkuuu gumamku" sambil ku obrak abik tasku untuk memastikan bahwa memang sudah benar benar tidak ada disana. Sepertinya salah satu dari mekera memberanikan diri untuk mengambil BH dan CD ku untuk bahan coli mereka hihihi ada rasa senang memenuhi diriku mengetahui bahwa aku akan selalu menjadi fantasi salah satu orang untuk coli, entah siapapun itu. Menyerah karena mendapati kenyataan bahwa CD dan BH ku sudah raib malam itu, akupun memutuskan untuk pasrah dan mengenakan kembali kemeja putih ketatku dan celana bahanku. Kulihat pada pantulan cermin tampak sepasang tonjolan coklat menantang yang cukup jelas terlihat apabila diperhatikan dengan seksama hihihi seksi juga pikirku. Usai mengambil beberapa selfie nakal depan cermin, akupun memutuskan untuk memposisikan kemejaku sedemikian rupa hingga tonjolan putingku tidak terlalu jelas terlihat. Kubuka pintu dan kutengok koridor lantai dua sudah sangat sepi, diiringi dengan bunyi derasnya hujan diluar sana yang diselingi beberapa sambaran kilat, akupun memutuskan untuk berjalan santai menuruni tangga menuju lantai satu. Di tangga aku sempat berpapasan dengan pak Yanto, satpam kampusku yang sudah kukenal karena biasa bertemu saat kegiatan basket maupun futsal. Sedikit was was dengan kondisi tanpa BH ku, akupun berusaha berjalan santai dan hanya menganggukan kepala tanpa banyak berbasa basi, yang juga dibalasnya dengan anggukan kepala. fyuuhh sepertinya dia nggak sadar deh.

Kulihat diluar hujan memang turun dengan derasnya, hanya ada beberapa mahasiswa yang masih duduk duduk di kantin kurasa menunggu hujan sedikit mereda.
"Aaahh siaall gabawa payung lagi huh" gumamku kesal usai mengecek seisi tasku berharap ada payung yang sengaja kubawa, atau hanya sekedar sesuatu yang bisa kugunakan untuk melindungi diriku dari hujan deras ini.
"Huft udahlah udah mau pulang juga" kuputuskan untuk berlari lari kecil menuju parkiran mobilku yang memang berada di pojokan dan cukup jauh dari gedung A6, hanya butuh beberapa langkah untuk akhirnya kurasakan seluruh tubuhku basah kuyup di hujan sederas ini. Sesampainya dimobil, kubuka tasku dan kurogoh rogoh cepat tempat biasa aku menyimpan kunci mobilku, 2-3 menit aku berusaha mencari ditengah guyuran deras hujan malam itu.
"Duuhh siaal apa jatuh pas nyari nyari BH tadi yah? ah bodoh banget sihh Firaaa kenapa gak ngecek dulu coba tadi huhuhu" sedikit kesal akupun pasrah berjalan kembali menuju lantai 2. Kulihat lorong sudah sangatlah gelap, ku cek hpku, wajar saja sudah jam 9 lebih, malam minggu begini jarang ada yang tetap di kampus sampai jam segini. Kuberjalan santai menuju ruang olahraga, dan sialnya kudapati ruangan itupun sudah terkunci
"Haduuuu nambah lagi aja nih masalah hiks. kayaknya pak Yanto tadi naik lantai dua buat ngunci semua ruangan lagi" Pasrah dengan keadaanku, akupun memutuskan untuk menghampiri pak Yanto yang biasanya ada di pos satpam dekat pintu keluar, kuharap dia belum memutuskan unt.uk meninggalkan kampus. Kuberjalan lemas menuju pos satpam di depan gedung, ada rasa lega melihat kondisi pos yang masih terang menandakan pak Yanto masih ada disana.

"toktoktok, permisii paak" kuketuk pintu pos satpam, yang tak lama kemudia disambut oleh pak Yanto.
"Loh eh neng Fira? kok belum pulang?" balas pak Yanto. Pak Yanto adalah pria paruh baya, kutaksir usianya sekitar 40an dengan tubuh yang terbilang kurus untuk ukurang satpam, dengan tinggi yang lumayan jauh dariku,mungkin sekitar 170an cm, dengan rambut hitam yang mulai ditumbuhi uban dan lengannya yang tampak kekar untuk ukuran tubuh kecilnya, berwajah manis khas lelaki jawa-sunda.
"Ehh ini pak, tadi ada kegiatan dikit sih di lantai 2 biasa hehehe terus itu pak kayaknya kunci mobil Fira ketinggalan deh pak di lantai 2, tapi pas Fira kesana udah dukunci. Pak Yanto liat gak pak? atau ngga Fira pinjem kuncinya deh buat nyari diatas" balasku panjang setengah bercerita. kulihat pak Yanto diam mendengarkan sambil sesekali matanya serasa menelanjangiku dari atas hingga ujung sepatuku, kubiarkan saja pasrah, pikiranku sudah tertuju pada kamar apartemenku dan mandi air hangat.
"Tadi bapak cuma ngunci sih, jadinya gak ngecek ruangannya satu satu, bapak anter aja ya neng ke atas" ujar pak Yanto menawarkan.
"ehh gausah sih pak, biar Fira aja yang keatas, nanti Fira kasih lagi kuncinya"
"Udah gapapa ayok bapak anter" balas pak Yanto sambil berjalan meninggalkan pos satpam, akupun mengikutinya dari belakang.

Sesampainya disana, dibukalah dengan setumpuk kunci yang pak Yanto bawa. kami berduapun masuk ke ruang olahraga
"kuncinya ada gantungannya neng? warna apa?" tanya pak yanto sambil berusaha mencari cari di ruangan sekitar
"emm ada pak, item gantungannya ada logo bendera Indonesianya" balasku sambil berjalan menuju ruang belakang dibalik lemari. Dan benar saja kutemukan kunciku tergeletak disana, pasti jatuh saat nyari BH dan ngeluarin isi tasku, huh fira ceroboh banget siiihhh.

" pak udaahh ini udah ada, kayaknya tadi jatoh deh pas nyari barang hehehe makasih ya paak"
"loh iya udah ada toh, syukurlah kalo gitu" balas pak Yanto yang tidak henti hentinya berusaha mencuri pandang pada bagian apapun dari tubuhku yang bisa ia pandang. Kubiarkan saja sebagai tanda terima kasih sudah membantuku membuka ruangan ini, hitung hitung seneng juga sih jadi bahan pandangan buat om om hihihi
"yaudah paak makasih yaa udah nemenin kesini. maaf jadi ngerepotin malem malem gini pak" balasku seraya berjalan menuju pintu keluar
"iyaa sama sama neng,tapi bapak boleh dokumentasi dulu? bapak sih percaya itu kunci mobilnya fira, tapi takutnya ada orang lain yang ngerasa jadi bapak bisa nunjukin foto neng sebagai bukti neng yang ambil kuncinya"
"ohh ya gapapa sih, tapi nanti bisa fira buktiin kok pas keluarin mobil fira turun dulu, bapak kan tau mobil fira" tanyaku heran
"iya itu juga bisa sih neng, tapi biasa lah protokol safety disini" balasnya lagi sambil mengeluarkan hpnya menyiapkan kamera
"ohh yaudah deh pak, jadi Fira foto sambil megang kunci mobilnya gini ya pak?" kubiarkan saja pak Yanto mengambil fotoku yang memang katanya sebagai protokol safety, memang masuk akal sih bila ada orang yang sembarangan ngaku dan ngambil barang orang hhhmm.
"ckrek ckrek, ya oke neng udah ya bapak ambil fotonya, tiati dijalan ya" balas pak Yanto ramah sambil membiarkanku meninggalkan gedung duluan dan ia membereskan kembali ruangan dan menguncinya. akupun meninggalkan pak Yanto dan berjalan kembali menuju mobil. Hujan masih mengguyur lebat dan tidak ada tanda tanda akan kunjung berhenti, aku yang sudah basah kuyup cuek berjalan santai menuju mobilku

Kubukan pintu mobilku dan duduk tenang merasakan kehangatan didalamnya. hhaaahh lega rasanya urusanku hari ini sudah tercapai, bahkan aksiku tadi sore melebihi apa yang aku harapkan, benar benar hari yang memuaskan. Kunyalakan mobilku dan bersiap untuk meninggalkan kampus. ku tengok spion dalam mobilku dan kuturunkan mengarah ke mukaku untuk sekedar berkaca sebelum pergi, daaaan....
DEG. mataku kembali terbelalak untuk entah yang kesekian kalinya hari ini.kulihat tubuh bawah kuyupku sudah benar benar membuat kemejaku tembus pandang hampir 90%, Kulit putihku sudah tercetak jelas pada kemejaku yang basah dan menempel ketat di tubuhku, bahkan gundukan tocilku pun sudah terbentuk jelas lengkap dengan kedua puting coklatku yang mencuat seolah menantang untuk segera dilahap, gila!. ah sial sialll pasti daritadi pak Yanto tau kalo aku gak sadar kondisi bajuku sekarang huft makanya modus bilang dokumentasi padahal buat punya fotoku yang seolah bugil gini hiks
"ah gila firaaa gila harus gimana inii" sekujur tubuhku lemas, pikiranku kosong entah apa yang bisa kulakukan untuk keluar dari situasi ini. Hembusan dingin AC mobil yang menusuk tubuh basahku sudah tidak dapat lagi kurasakan. Tanpa dapat berpikir panjang lagi, akupun refleks turun meninggalkan mobil dan berjalan lemas menuju pos satpam untuk menemui pak Yanto,berharap ada yang bisa kulakukan untuk menghapus fotoku dari hpnya. sesampainya disana, kuketuk pelan pos satpam itu

"toktoktok" kuketuk pintu dan hanya terdiam
"loh neng fira kok belum pulang" tanya pak Yanto cuek. Aku yang bingung untuk membalas apa, hanya memutuskan untuk diam dan berjala masuk menuju pos satpam
"neng fira kenapa? mobilnya mogok?" tanyanya lagi.
"Pak...." kuberdiri dihadapan pak yanto tepat disamping pintu pos, hembusan angin sepoy sepoy diiringi derasnya suara hujan memenuhi suasana pos satpam malam itu. kuberanikan diri untuk bicara
"Fira udah tau pak kalo sebenernya protokol safety tadi cuma akal akalan bapak buat ambil foto badan fira kan?"
"oh? emang iya?"
"Pak udah gapapa jujur ada, Fira baru sadar tadi liat di spion mobil kalo ternyata badan bugil fira udah nyeplak banget di kemeja basah fira"
"ohh gitu baru sadar, okelah baru sadar, terus kenapa gapake BH? bapak kira tadi fira sengaja loh sampe ninggalin kunci di ruangan segala"
"emm itu panjang ceritanya, tapi ngga pak fira gak sengajain buat nunjukin kayak gini pak, ini fira beneran gak sengaja..."
"ohh yaudah kalo gasengaja, kan tadi juga bapak ambil fotomu buat dokumentasi bukti aja, ya gasengaja aja neng fira bajunya lagi kayak gitu jadinya ikut kefoto"
siaal pak tua ini lebih kerasa kepala dari dugaan hmm aku harus apaaaa? pikiranku benar benar kosong

Pasrah dengan keadaan, refleks kubuka satu persatu kancing kemejaku, hanya satu yang bisa terpikir, membuat kesepakatan dengan pak Yanto.
"Pak... tadi kan gasengaja, gimana kalau sekarang Fira sengaja liatin badan fira, dan bapak sengaja fotoin badan fira, tapi cuma badannya aja tanpa muka? hmm?" Plop, lepaslah kemejaku terjatuh di lantai, dengan resmi aku topless di depan pak Yanto. Kulihat matanya yang tadi santai kini sedikit melotot memandangi seluruh bagian badanku terutama tocil dan pinggangku. Nampaknya usahaku ini dapat membuahkan hasil

"hmm inisih masih gaada bedanya, malah jauh lebih hot kalo liat foto yang tadi" pak Yanto menunjukan fotonya yang tadi dia ambil. kulihat memang sebuah foto yang menggiurkan siapapun yang melihatny sih, nampak diriku basah kuyup masih dengan pakaian lengkap namun dengan jiplakan seluruh tubuhku pada kemeja putihku yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai kemeja

"iyasiihh paak kalau itu masih lebih seksi, kalau gini gimana pak?" entah apa yang merasuki pikiranku,rasa lelah ingin segera mengakhiri hari ini, dan naiknya birahi melihat foto hotku di hp pak Yanto tadi ditambah dengan kenyataan saat ini aku sudah setengah bugil didepannya membuat pikiranku berhenti bekerja dan membiarkan napsuku yang mengambil alih. perlahan kubuka sleting celanaku dan kuturunkan hingga akhirnya lepas dari tubuhku. Kulihat pak Yanto kini tidak hanya tinggal diam, kuraih HPnya dan kuarahkan tangannya untuk mengambil fotoku.

"nih pak ambil foto fira yaa, tapi dari pundak kebawah ajaa gausah sama mukanya hihihi" jawabku ngaco, birahiku sudah berusaha mengambil alih semua pikiranku, bahkan tanpa sadar aku melakukan beberapa gaya seolah sedang menjadi model foto majalah dewasa. kuremas erat kedua tocilku, ada yang kubalikan badanku dan kutunggingnan pantat semokku dihadapan pak Yanto, tak luput pula kududuk di meja pos satpam dan kukangkangkan lebar memekku, kubiarkan pak Yanto mengambil fotoku sebebas bebasnya. Kulihat tangan pak Yanto gemetaran sambil mengambil beberapa fotoku hihihi kirain dia masih bisa tetep santai cuek gitu,ternyata kalo liat mahasiswi bohay bugil gini goyah juga dia

"udah paak? udah banyak kaan?" kulihat pak Yanto terkejut mendengar teguranku hihihi lucu juga dia
"ehh iyaa udah udah kok"
"yaudah pak mana sini hp nya, biar fira hapus foto fira yang sebelumnyaa yaa" kuambil hpku dengan posisiku masih duduk mengangkang di meja pos satpam. Segera kubuka galernya dan kulihat beberapa puluh jepretan bodyku dengan cahaya remang remang memenuhi hp pak Yanto, kulewati itu semua dan kuhapus fotoku sebelumnya yang terlihat jelas mukaku disana. yesss misi selesaaii tinggal cari cara pulaang

"nih pak udah fira hapus fot..... aaa aaahhmmmm?" tubuhku yang tidak siap menerima rangsangan dadakan tidak sanggup menahan desah kencang. Siaaal pak Yanto malah mendekap erat tubuhku, lengan panjangnya mengitari punggunggu dan mengelus ngelusnya, kulihat mukanya telah hinggap di toket kiriku dan menjilat jilat ganas, tangan kirinya memainkan toket kananku meremas remas dan memainkan putingnya.

"paakk paakk kenapaa malaahh hhhh mainin toket firaaa aaahhh" birahiku yang memang sedari tadi mulai memuncak kini sudah sepenuhnya mengendalikan diriku, Kubiarkan pak Yanto memberikan rangsangan rangsangan kenikmatan padaku, Kujambak erat rambut pak Yanto dan kutekankan semakin erat ke dadaku, kulingkarkan kedua kakiku ke pinggangnya. Sensasi bagian tubuh belakangku yang kini dapat terlihat jelas dari luar dan sedang dalam dekapan pak Yanto membuatku semakin terangsang. Merasa mendapat lampu hijau, tangan pak Yanto menjadi semakin berani, dilepaskannya dekapan tangannya dan berganti menyusuri paha dalamku, berusaha mencari lubang kenikmatanku, sambil tidak henti hentinya ia sedot sedot kencang toketku dan gigit gigit kecil putingnya

"Hhhhhh hhhhh paaaakkhhhh" desahan demi desahan tak tertahan keluar dari bibir seksiku. Seisi pos satpam yang tadinya sunyi dipenuhi dengan derasnya suara hujan kini tergantikan dengan erangan erangan manja. Aku yang paham tujuan tangan pak Yanto melepaskan rankulan kakiku dan kukangkangkan dengan menaikan kedua kakiku keatas meja. posisi ini memudahkan pak Yanto beraksi sepuasnya. Dielusnya bibir memekku dari luar, ia buka dengan 2 jari dan 1 jari lagi dengan lihainya menggesek bagian dalam memekku dan clitorisku uuuhhh sungguh sensasi yang luar biasa. Tidak butuh lama bagiku untuk mencapai puncak kenikmatan menerima rangsangan di tiga titik favoritku itu.

"paakk paakk hhhh oohh paakkkhhh aaaa aaaahhhhhhh" desah panjang mengiringi keduatan memekku, kurasakan tangan pak Yanto masih asik memainkan klitorisku dan suara becek mulai terdengar pada setiap gesekan tangannya ke memekku.Tubuhku menggelinjang melengkung hebat, mataku merem melek dan mulutku ternganga dengan desah tertahan menikmati setiap gelombang orgasmeku malam itu, pak Yanto pun menghetikan semua aksinya. Mataku masih sayu mentapa langit langit pos satpam, kurebahkan punggungku sebisanya di meja dengan posisi kakiku mengangkang terjuntai dari meja. Kudengar suara kencringan sabuk celana, kutengok kebawah dan kulihat pak Yanto yang tengah mengeluarkan batang kejantanannya, terlihat panjang dan berurat, dengan lelehan lelehan pre cum yang sudah membanjiri palkonnya membuatnya terlihat semakin mengkilap, entah sudah berapa lama dia menahan untuk merasakan juga kenikmatan. Dikocoknya pelan sambil berjalan perlahan mendekati tubuhku yang sudah tidak bertenaga, aku hanya bisa menatapnya dengan sayu sambil menggigit bibir bawahku, satu sisi diriku ingin pasrah dan membiarkan apa yang akan terjadi, namu sisi lain mengatakn untuk tidak melangkah lebih jauh lagi dari ini. Dalam hanyutnya pikiranku, sudah kurasakan benda gagah itu menempel dan tengah menggesek gesek memekku, tangannya memengang erat pinggangku.

"Pakk pakk stoppp fira masih perawan paakk" Tersadar dari apa yang akan terjadi, teriakanku juga membuyarkan pak Yanto yang semula sedang konsentrasi penuh untuk menembus liang surgaku
"jangan boong kamu neng masa kayak gini masih perawan?" sambil masih tetap menggesek gesekkan kontolnya di clitorisku, berusaha merangsangku untuk pasrah menerimanya
"eeegghhh seriuuss paakk jangaann duluuuu mmhhh fira belum mau pecah perawan paakk"
"hhmmm"
"fira sepongin aja ya paak, fira bisaa kook" akupun memohon untuk bisa keluar dari situasi ini
"yaudah tapi ada syaratnya" iapun berdiri mejauhiku dan menuju pintu pos. fyuuhh sedikit lega aku melihat pak Yanto tidak lagi berada di posisi yang berbahaya
"hihihi iyaah bapak baik deh" akupun turun dari meja dan berjalan mengikutinya dengan lemas
"naah neng disini seponginnya" ia tarik lenganku hingga tubuhku berada tepat diluar pos satpam, dan ia dorong bahuku hingga posisiku berlutut. Gilaaaa
"ppakk jangan disidong pakk.... kalo masih ada orang gimanaa ini pantat fira kemana manaa" siaal pak tua ini beneran gila ternyata masa disuruh nyepongin sambil badannya diluar pos, duduk dimeja tadi aja yang bisa keliatan dari luat udah bikin deg degan setengah mati
"yaa kalo neng gamau sih gapapa, tapi ini baju baju neng buat bapak ya" balasnya sambil mengambil kemeja dan celanaku yang berserakan, sambil menatapku nakal
"atau neng lebih milih buat nungging depan meja terus bapak sodok sodok memeknya dari belakang biar sekalian tambah puas?" tambahnyna lagi. Seketika mukaku merah padam. rasa dilecehkan oleh pak satpam yang biasa kukenal sehari hari sebagai orang yang ramah membuat nafsuku kembali naik.

Kuraih tangan pak Yanto, kuarahkan kontolnya tepat di depan mukaku, kuambil baju bajuku yang ada dalam genggamannya, dan seolah tertantang, aku lempar keluar pos hanya untuk membuktikan ancaman pak Yanto tidak berarti apapun bagiku. Mulai kutunggingkang pantatku nakal, kupegang batang kontolnya, kujulurkan lidahku manja mulai mengitari palkon dan lubang pipisnya. kukocok pelan batangnya dan kumainkan bijinya

"wah wah wahh neng fira ini ternyata emang doyan kontol yaa, tadi aja masih malu malu" Kulirik mukanya sambil melotot, terlihat wajahnya cengengesan puas seolah berhasil menguasaiku. Aku yang udah tidak peduli dengan sekitar membiarkan pelecehan ini terus berlanjut. Kumasukan batang kontol panjang itu dalam dalam hingga tenggorokan, kuhisap kuat dan kujilat jilat ganas.
"uuhhhh neng firaa ini jago loh ternyataa bakatnya ada, siapanih neng yang ajarin?"
Aku diam saja dan tetap melancarkan aksiku, mulai kukeluar masukan pelan kontol pak Yanto dengan tiap hentakannya kumasukan dalam dalam hingga menyentuh tenggorokanku.kujilat dan kuemut ganas tiap iramanya hingga makin lama makin kencang.Kurasakan tangannya mulai membelai belai jilbabku,mengitari wajahku dan mulai membantu menekan nekannya semakin dalam Aku yang ternyata menikmati apa yang sedang kulakukan pada pak Yanto tidak sadar bahwa telah ada hpnya yang sedang aktif merekam dengan mode selfie. Pertama kalinya kulihat dari dekat wajahku yang sedang beraksi berusaha memuaskan kontol, dan entah kenapa perlakuan pak Yanto sama sekali tidak menyinggungku bahkan membuatku semakin bergairah. Kusepong kencang tiap bagian kontol pak Yanto dengan semua aksiku yang terekam disana. Dilepaskannya seponganku dan diarahkan mukaku dengan jelas ke kamera, meskipun dengan penerangan yang redup, siapapun yang melihat video itu akan tau bahwa itu adalah aku, dan tiba tiba dengan 1 hentakan tangan pak Yanto berhasil melepaskan jilbabku dan membuangnya entah kemana. Kini sudah resmilah pertama kali aku benar benar bugil tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi. Rambutku yang sudah basah dengan ikatan rambut yang acak acakan terekam jelas di kamera, seolah paham dengan apa yang pak Yanto inginkan, akupun tersenyum nakal dan melanjutkan aksiku terang terang di depan kamera.

"ooohhh hhmmmhhhh neng firaaaa" dicabutnya tiba tiba kontolnya dari mulutku, dengan sigap kukocok cepat dengan kedua tanganku dan mendekatkan mukaku dengan lidah terjulur lebar. Tak butuh lama hingga semprotan demi semprotan peju pak Yanto memenuhi mukaku. huuuhh rasanya jadi kebiasaan deeh mukanya penuh peju gini hiks. Pak yanto pun berjalan mundur dan duduk di kursi didalam pos satpam. aku yang sudah kelelahan teduduk lemas tepat di depan pintu, tanpa ada satupun kain yang menutupi. Kulihat area sekitar, untungnya tidak terlihat ada seorangpun diluar sana huuftt bahaya bangeett firaa duuh. Akupun berjalan kembali memasuki pos satpam, kulihat pak Yanto dengan wajah puasnya tersenyum genit kearahku. Kulihat kontolnya masih tegang berkedut pelan sisa sisa orgasmenya, masih terlihat ada lelehan peju yang megalir. Entah apa yang merasukiku, akupun kembali menungging dan menjilat habis sisa sisa peju di kontol pak Yanito hingga bersih.

"hahaha emang doyan ternyata sampe dibersiin gitu, udah udah neng cukup" sahutnya sambil mendorong mukaku lepas dari kontolnya, aku yang masih tidak percaya apa yang baru saja kulakukan hanya bisa memandangi kontol pak Yanto dengan wajah sayu.
"udah neng pulang gih udah jam segini" pak Yanto pun berdiri dan kembali mengenakan pakaiannya, sambil sesekali mengelus dan menampar nampar pantat semokku. Aku yang mulai kembali sadar penuh menyadari bahwa fotoku yang semulanya ada di hp pak Yanto, kini malah berganti dengan videoku sedang asik menyepong kontolnya dengan suka rela, yang bahkan aku tidak tau isi video itu sebanyak apa diriku terekspos, yang kutahu hanyalah wajahku terekam jelas sedang melahap kontol baik itu berjilbab maupun tidak.
"ehh pakk itu videonya....." ucapku pelan sambil berdiri mendekati pak Yanto yang kini sudah berpakaian lengkap
"tenaang neng gapapa kok, cuma buat jadi bahan coli bapak aja kalau bapak lagi kangen sama neng fira hehehehe"

akupun pasrah, kulihat jam sudah menjukan pukul 11 malam. aku berpamitan dengan pak Yanto dan keluar dari pos satpam masih dengan keadaan bugil. Kukenakan pakaianku diluar pos sekenanya tanpa kurapihkan, bahkan jilbabku sudah sangat lusuh dan kuputuskan untuk meninggalkannya disana. Kumasuki pintu mobilku, kunyalakan lampu dalaam dan kulihat pantulan diriku dari spion dalam. Nampak wajah merah padam dengan sedikit sisa sisa peju yang mulai mengering, terutama di bagian rambutku. Kuarahkan lebih bawah lagi, kulihat kemeja putihku sudah sangat lusuh berwarna coklat akibat noda tanah yang ikut tertempel, entah apa yang akan orang pikirkan jika melihatku seperti ini.

uuhhh firaaaa binalnyaaaaa
 
Back
Top