KEN AROK PENURUN RAJA RAJA BESAR

R Wijaya

Balita GoCrot
Ken Arok Penurun Raja Raja Besar



Ken Arok atau sering pula ditulis Ken Angrok (lahir:1182 - wafat: 1227/1247), adalah pendiri Kerajaan Tumapel (yang kemudian terkenal dengan nama Singhasari ). Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa pada tahun 1222 - 1227 (atau 1247). Dia adalah seorang Raja dari kalangan rakyat biasa akan tetapi seorang Ken Arok mempunyai kecerdasan di atas rata-rata di zamanya yang akhirnya menghantarkanya kepuncak singgasana tertinggi di singasari. Berbagai intrik-intrik politik dilancarkan demi sebuah ambisi kekuasaan kudetapun terjadi diawali dengan pembunuhan Tunggul Ametung yang tak lain adalah juraganya sendiri dengan menggunakan sebilah keris yang maha sakti yaitu Keris Mpu Gandring dan yang lebih tragis lagi pembunuhan tersebut disaksikan oleh istri Tunggul Ametung sendiri yaitu Ken Dedes yang konon kabarnya amat sangat cantik sekali yang membuat Ken Arok jatuh hati dan klepek-klepek tak berdaya, lucunya lagi kisah asmara dua insan ini akhirnya menghantarkanya sampai ke jenjang pernikahan. Sebuah cerita cinta dan sungguh ini terjadi menarik untuk disimak, dibaca dan dibayangkan. Harta, Kekuasaan, Perempuan Cantik, Ken Arok Memang seorang pria yang tangguh.....wanita tercantik pun tunduk kepadanya memang cerdas cekatan dalam melihat situasi dan kondisi....penasaran........baca.....simak.....bayangkan......tentunya ada diselengkapnya.....hehehehehe


MEREBUT TUMAPEL


Tumapel merupakan salah satu daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjadi akuwu (setara camat zaman sekarang) Tumapel saat itu bernama Tunggul Ametung. Atas bantuan Lohgawe, Ken Arok dapat diterima bekerja sebagai pengawal Tunggul Ametung.

Ken Arok kemudian tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung yang cantik. Apalagi Lohgawe juga meramalkan kalau Ken Dedes akan menurunkan raja-raja tanah Jawa. Hal itu semakin membuat Ken Arok berhasrat untuk merebut Ken Dedes, meskipun tidak direstui Lohgawe.

Ken Arok membutuhkan sebilah keris ampuh untuk membunuh Tunggul Ametung yang terkenal sakti. Bango Samparan pun memperkenalkan Ken Arok pada sahabatnya yang bernama Mpu Gandring dari desa Lulumbang (sekarang Lumbang, Pasuruan), yaitu seorang ahli pembuat pusaka ampuh.

Mpu Gandring sanggup membuatkan sebilah keris ampuh dalam waktu setahun. Ken Arok tidak sabar. Lima bulan kemudian ia datang mengambil pesanan. Keris yang belum sempurna itu direbut dan ditusukkan ke dada Mpu Gandring sampai tewas. Dalam sekaratnya, Mpu Gandring mengucapkan kutukan bahwa keris itu nantinya akan membunuh 7 orang, termasuk Ken Arok sendiri.

Kembali ke Tumapel, Ken Arok menjalankan rencana liciknya. Mula-mula ia meminjamkan keris pusakanya pada Kebo Hijo, rekan sesama pengawal. Kebo Hijo dengan bangga memamerkan keris itu sebagai miliknya kepada semua orang yang ia temui, sehingga semua orang mengira bahwa keris itu adalah milik Kebo Hijo. Dengan demikian, siasat Ken Arok berhasil.

Malam berikutnya, Ken Arok mencuri keris pusaka itu dari tangan Kebo Hijo yang sedang mabuk arak. Ia lalu menyusup ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh majikannya itu di atas ranjang. Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan suaminya. Namun hatinya luluh oleh rayuan Ken Arok. Lagi pula, Ken Dedes menikah dengan Tunggul Ametung dilandasi rasa keterpaksaan.

Pagi harinya, Kebo ijo dihukum mati karena kerisnya ditemukan menancap pada mayat Tunggul Ametung. Ken Arok lalu mengangkat dirinya sendiri sebagai akuwu baru di Tumapel dan menikahi Ken Dedes. Tidak seorang pun yang berani menentang kepustusan itu. Ken Dedes sendiri saat itu sedang mengandung anak Tunggul Ametung.


ASAL USUL

Menurut naskah Pararaton, Ken Arok adalah putra Dewa Brahma hasil berselingkuh dengan seorang wanita desa Pangkur bernama Ken Ndok. Oleh ibunya, bayi Ken Arok dibuang di sebuah pemakaman, hingga kemudian ditemukan dan diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong.

Ken Arok tumbuh menjadi berandalan yang lihai mencuri & gemar berjudi, sehingga membebani Lembong dengan banyak hutang. Lembong pun mengusirnya. Ia kemudian diasuh oleh Bango Samparan, seorang penjudi pula yang menganggapnya sebagai pembawa keberuntungan.

Ken Arok tidak betah hidup menjadi anak angkat Genukbuntu, istri tua Bango Samparan. Ia kemudian bersahabat dengan Tita, anak kepala desa Siganggeng. Keduanya pun menjadi pasangan perampok yang ditakuti di seluruh kawasan Kerajaan Kadiri.

Akhirnya, Ken Arok bertemu seorang brahmana dari India bernama Lohgawe, yang datang ke tanah Jawa mencari titisan Wisnu. Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin kalau Ken Arok adalah orang yang dicarinya.

KEISTIMEWAAN KEN AROK

Nama Rajasa selain dijumpai dalam kedua naskah sastra di atas, juga dijumpai dalam prasasti Balawi yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya, pendiri Majapahit tahun 1305. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota Wangsa Rajasa.Raden Wijaya adalah keturunan Ken Arok.

Nama Ken Arok memang hanya dijumpai dalam Pararaton, sehingga diduga kuat merupakan ciptaan si pengarang sebagai nama asli Rajasa. Arok diduga berasal dari kata rok yang artinya "berkelahi". Tokoh Ken Arok memang dikisahkan nakal dan gemar berkelahi.

Pengarang Pararaton sengaja menciptakan tokoh Ken Arok sebagai masa muda Sang Rajasa dengan penuh keistimewaan. Kasus yang sama terjadi pula pada Babad Tanah Jawi di mana leluhur raja-raja Kesultanan Mataram dikisahkan sebagai manusia-manusia pilihan yang penuh dengan keistimewaan. Ken Arok sendiri diberitakan sebagai putra Brahma, titisan Wisnu, serta penjelmaan Siwa, sehingga seolah-olah kekuatan Trimurti berkumpul dalam dirinya.

Terlepas dari benar atau tidaknya kisah Ken Arok, dapat ditarik kesimpulan kalau pendiri Kerajaan Tumapel hanya seorang rakyat jelata, namun memiliki keberanian dan kecerdasan di atas rata-rata sehingga dapat mengantarkan dirinya sebagai pembangun suatu dinasti baru yang menggantikan dominasi keturunan Airlangga dalam memerintah pulau Jawa.



Salam



R Wijaya
 
naskah jawa itu unik, khususnya pararaton ini. waktu itu saya pernah jadi salah satu pembicara di space untuk bahas teks ini.
kita sepakat bahwa maksud Brahma menghamili perempuan adalah pralambang, artinya bahwa yang dimaksud Brahma tersebut adalah pejabat tinggi kerajaan yang main serong dengan kasta bawah, jika ketahuan akan menjadi malu, maka dari itu disembunyikan.

trah ken angrok kembali berkuasa era akhir masa majapahit, salah satunya Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
 
naskah jawa itu unik, khususnya pararaton ini. waktu itu saya pernah jadi salah satu pembicara di space untuk bahas teks ini.
kita sepakat bahwa maksud Brahma menghamili perempuan adalah pralambang, artinya bahwa yang dimaksud Brahma tersebut adalah pejabat tinggi kerajaan yang main serong dengan kasta bawah, jika ketahuan akan menjadi malu, maka dari itu disembunyikan.

trah ken angrok kembali berkuasa era akhir masa majapahit, salah satunya Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.

Ayah Rajasa muda alias ken Arok memang dari kediri trah keturunan Sri Aji Jayabaya. Saat mengembara di seputaran Gn kawi bertemu Seorang Kembang desa 😊😊🏃‍♂️🏃‍♂️

Dikenal dengan sebutan Wisang geni saat muda, kayak cerita di Suhu @Paintun_Gundul 87 itu kang, cuma disana agak di samarkan. Dia berguru di lemah tulis, daerah blitar, perguruaan tinggalan Mpu Barada
 
Last edited:
Ayah Rajasa muda alias ken Arok memang dari kediri trah keturunan Sri Aji Jayabaya. Saat mengembara di seputaran Gn kawi bertemu Seorang Kembang desa 😊😊🏃‍♂️🏃‍♂️

Dikenal dengan sebutan Wisang geni saat muda, kayak cerita di Suhu @Paintun_Gundul 87 itu kang, cuma disana agak di samarkan. Dia berguru di lemah tulis, daerah blitar, perguruaan tinggalan Mpu Barada


Nah kan bener.
Naskah-naskah jawa ketika menceritakan aib nenek moyang pasti menggunakan pralambang, memakai term "mikul duwur mendem njero".

Sama seperti Jaka Tingkir ngasih makan Kerbau dengan tanah dan ditundukkan kembali, asline ya bayar preman buat bikin onar terus ditumpas sendiri buat ngangkat nama wkwkwkwk.
 
Back
Top